Dampak Analog Switch Off, Netizen: Jangankan Beli STB, Untuk Makan Sehari-hari Pun Sulit : Okezone techno

JAKARTA – Pemerintah secara resmi menghentikan siaran TV Analog atau Analog Switch Off (ASO) Jabodetabek dan beralih ke digital pada Rabu (11/2/2022) pukul 00.00 WIB.

Penangguhan itu ditandai Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate dan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD menekan tombol di layar pos pemantauan penghentian siaran TV analog di Jakarta.

Keputusan pemerintah untuk memvaksinasi siaran analog tiba-tiba memicu reaksi dari netizen. Banyak netizen yang kecewa dengan keputusan tersebut.

Agar masyarakat dapat menonton siaran TV digital tidak perlu membeli TV digital baru, mereka membutuhkan perangkat tambahan Set Top Box (STB). Untuk set top box (STB) sendiri, harganya berkisar Rp 200.000 hingga Rp 400.000.

Efek Analog Shutdown Netizen : Jangan Beli STB, Setiap Hari Susah Makan

Sejumlah netizen memprotes harga perangkat STB yang dinilai mahal itu, dan mengomentari unggahan terbaru Mahfud MD di Instagram miliknya. Dalam unggahan tersebut, Mahfud terlihat mengumumkan lima tokoh yang akan dinobatkan sebagai pahlawan nasional.

Namun, netizen mengabaikan informasi tersebut, mereka justru memprotes keras Analog Switch Off (ASO). Sejumlah netter berteriak karena harus membeli perangkat STB dengan harga yang dinilai cukup mahal untuk orang kecil.

“Pak, kenapa TV analog perlu dimatikan, kenapa kita juga perlu beli stb di tengah desakan ekonomi ini,” tulis @abst_ein

“Masyarakat kecil kami tidak mampu membeli STB Pak, kami masih sangat membutuhkan TV analog untuk hiburan Pak. Huhuh,” kata @skinaqua4

“Televisi analog sekarang telah dihapus, meskipun itu satu-satunya hiburan harian ibu saya. Mau beli dana STB untuk makan sehari-hari, sedih,” cuit akun @setiaandini8

“Kasihan pak, kami orang kecil yang tidak mampu membeli stb,” kata @anni_samelia.

Di sisi lain, selain banyak yang mengeluh tidak mampu membeli Set Top Box (STB), banyak pihak yang mengatakan bahwa pemerintah sangat berani dan tidak memberikan solusi bagi masyarakat.

Karena pengguna internet menganggap banyak orang yang dirugikan dengan aturan tersebut. Sejumlah netizen menyarankan untuk mengkaji kembali kebijakan Analog Switch Off (ASO).

“Wah, banyak orang yang tidak mampu membeli STB sehingga tidak bisa menonton TV lagi. Bagaimana solusinya pak?” @theamazingloey

“Televisi analog sudah ditiadakan, sudah koordinasi dengan pengusaha televisi? Sehingga mereka bisa menyiapkan alat untuk transisi ke digital? Mereka butuh waktu, menghubungkan mereka dengan penduduk! Apakah sudah waktunya untuk mematikannya? Pelajari apakah Anda ingin mengambil keputusan, membuat rencana, berkoordinasi dengan semua pengusaha TV, mencari solusi, bagaimana. Jangan mati mendadak!!! Belajar mengambil keputusan yang baik dan bijak,” tulis @solidaritas453261

“Mungkin kebijakan ini bisa ditinjau kembali pak karena banyak yang dirugikan,” tambah @van95tea_.

“Pak. Orang kecil yang malang. Hiburan mereka hanya TV. Mereka mungkin kesulitan membeli STB,” kata @andrianaramlan.

Sebagai informasi, Mahfud MD menyampaikan bahwa ASO merupakan amanat Undang-Undang Penciptaan Lapangan Kerja (UU) Nomor 11 Tahun 2020 (Ciptaker). Kebijakan tersebut merupakan regulasi dari International Telecommunication Union (ITU). Dimana transisi dari transmisi televisi analog ke digital adalah suatu keharusan.

Selain itu, Mahfud MD mengatakan ASO pertama kali diterapkan di wilayah Jabodetabek dan wilayah lain yang sudah siap. Di wilayah yang diimplementasikan, kesiapannya adalah 98%. Sementara itu, pemerintah telah menyediakan lapangan pekerjaan bagi 2% sisanya untuk memenuhi kebutuhan mereka secara langsung.