Danau Kecil di Bumi Terus Bertambah, Ternyata Jadi Masalah Serius : Okezone techno

JAKARTA – SEBUAH pendidikan Penelitian baru mengungkapkan keberadaan danau kecil di Bumi, yang berkembang pesat selama empat dekade terakhir. Padahal, ini sebenarnya mengkhawatirkan dan masalah serius.

Laporan ScienceAlert Jumat (6/12/2022) menyebut pengembangan danau kecil memprihatinkan mengingat dampaknya terhadap jumlah gas rumah kaca yang dikeluarkan dari reservoir air tawar.

Menurut para peneliti, antara tahun 1984 dan 2019 luas danau global bertambah lebih dari 46.000 kilometer persegi, kira-kira seukuran negara seperti Denmark.

Karbon dioksida, metana, dinitrogen oksida, dan gas lainnya terus-menerus dipancarkan dari danau. Ini adalah hasil dari bakteri dan jamur yang mengikis dasar air dan memakan tumbuhan dan hewan mati yang mengapung di dasar danau.

Secara keseluruhan, perluasan danau setara dengan peningkatan emisi karbon tahunan sebesar 4,8 teragram (atau triliun gram) karbon dioksida (CO2). Angka ini sesuai dengan peningkatan karbondioksida di salah satu negara, yakni Inggris Raya, pada tahun 2012.

“Dalam beberapa dekade terakhir telah terjadi perubahan besar dan cepat pada danau yang berdampak pada gas rumah kaca, ekosistem, dan akses ke sumber daya air,” kata Jing Tang, ahli ekologi terestrial dari Universitas Kopenhagen, Denmark.

Peneliti menggunakan kombinasi citra satelit dan algoritma pembelajaran mendalam untuk menilai cakupan danau. Danau yang lebih kecil (kurang dari satu kilometer persegi) penting untuk perhitungan gas rumah kaca karena menghasilkan volume emisi yang tinggi relatif terhadap ukurannya.

Badan air sederhana ini hanya mencakup 15 persen dari total luas danau, tetapi bertanggung jawab atas 45 persen peningkatan karbon dioksida. Tak hanya itu, sekitar 59 persen peningkatan emisi metana selama periode 1984 hingga 2019.

Tang menjelaskan bahwa danau kecil yang mengeluarkan gas rumah kaca dalam jumlah yang tidak proporsional biasanya mengakumulasi lebih banyak bahan organik, yang kemudian berubah menjadi gas.

Karena danaunya kecil dan dangkal, gas dapat lebih mudah mencapai permukaan dan naik ke atmosfer bumi. Pada saat yang sama, danau kecil jauh lebih sensitif terhadap perubahan iklim dan cuaca, serta gangguan manusia.

Hal ini berdampak pada ukuran dan kimiawi air, yang sangat bervariasi. Lebih dari separuh peningkatan tutupan danau selama periode penelitian disebabkan oleh aktivitas manusia, terutama waduk yang baru dibuat. Sisanya karena mencairnya gletser dan lapisan es akibat pemanasan global.

Para peneliti berharap data yang dikumpulkan akan berguna untuk model iklim masa depan dan dapat digunakan untuk memperkirakan sumber daya air di danau air tawar dengan lebih baik.

Selain itu, ini juga dapat digunakan untuk penilaian risiko banjir dan pengelolaan danau yang lebih baik, karena wilayah laut juga berdampak pada keanekaragaman hayati di Bumi.