Dinkes Kepri minta warga waspada DBD – ANTARA News Kepulauan Riau

TANJUNGPINANG, Kepulauan Riau (ANTARA) – Dinas Kesehatan Provinsi Kepulauan Riau mengimbau warga mewaspadai penyebaran penyakit demam berdarah dengue (DBD) dengan mencegah rumah dan sekitarnya menjadi sarang nyamuk.

Kepala Dinas Kesehatan Kepri Muhammad Bisri di Tanjungpinang, Minggu mengatakan, jumlah penderita DBD pada 2022 akan meningkat dibanding 2021. Per Januari 2022 hingga saat ini, jumlah penderita DBD sekitar 2.000 orang.

“Fatality rate-nya juga tinggi, meski tidak setinggi tahun 2021,” kata Bisri.

Menurutnya, penderita DBD terbanyak berada di Batam sekitar 830 orang, Kabupaten Karimun 750 orang dan Kota Tanjungpinang 380 orang. Jumlah pasien DBD yang meninggal di Batam enam orang, empat di Karimun dan tiga di Tanjungpinang.

Sementara jumlah penderita DBD di empat kabupaten lainnya tidak mencapai 100 orang per wilayah, yakni di Lingga 88 orang dan Bintan 77 orang.

“Mari kita lindungi diri kita, putra-putri kita dari penyakit DBD,” ajaknya.

Ciri-ciri seseorang yang terinfeksi virus DBD adalah suhu tubuh 39-40 derajat Celcius, gusi berdarah, mimisan, ruam kulit, sering muntah, kehilangan nafsu makan, nyeri di belakang mata, nyeri tubuh akibat nyeri otot dan persendian, dan sakit kepala.

Kepala Dinas Kesehatan Bintan Gama AF Isnaen mengatakan DBD dapat dicegah dengan penerapan 3M plus untuk menutup kemungkinan berkembangbiaknya jentik pada nyamuk. Metode 3M adalah mengosongkan wadah berisi air, menyegel wadah air dengan rapat, dan mendaur ulang barang bekas yang bernilai ekonomis.

Sedangkan Plus merupakan kegiatan tambahan untuk mencegah perkembangbiakan jentik dan nyamuk, mis. Seperti beternak ikan pemakan jentik, menggunakan obat nyamuk, memasang kasa nyamuk di jendela dan ventilasi, bergotong royong membersihkan lingkungan.

Seperti pengecekan tempat penampungan air, menyimpan pakaian bekas di wadah tertutup, mengoleskan larvasida ke tempat penampungan air yang sulit dikosongkan, memperbaiki saluran air dan selokan yang tidak rata, serta menanam tanaman pengusir nyamuk.

“Pemantau jentik berperan strategis dalam mensosialisasikan 3M plus dan mengajak warga untuk menerapkan pola hidup bersih agar rumah dan lingkungan rumahnya tidak menjadi tempat berkembang biak nyamuk,” ujarnya.
dokter anak.