Dokter mikrobiologi bagikan kiat konsumsi antibiotik secara bijak

Jakarta (ANTARA) – Spesialis Mikrobiologi Rumah Sakit Pusat Pertamina dr. Jihan Samira, M.Pd.Ked, Sp.MK membagikan sederet tips atau tips bijak konsumsi antibiotik.

“Saya akan memberikan tips cara minum antibiotik yang bijak. Yang pertama minum antibiotik yang diresepkan dokter,” kata Jihan dalam obrolan virtual melalui Instagram, yang diikuti di Jakarta, Rabu.

Dijelaskannya, dalam pemberian antibiotik, dokter akan mempertimbangkan berbagai kondisi pasien seperti tingkat keparahan infeksi, kondisi organ tubuh, jenis atau sediaan antibiotik, riwayat alergi, dan kondisi saat ini, seperti apakah pasien sedang hamil atau menyusui.

Menurut Jihan, ada beberapa antibiotik yang aman dikonsumsi ibu hamil dan menyusui, namun ada juga yang tidak. Mengenai syarat usia, katanya sebenarnya tidak ada batasan usia, hanya saja penggunaan antibiotik disesuaikan dengan usia pasien.

Baca Juga: Mencegah Pneumonia dengan Vaksinasi PHBS

Baca Juga: Pakar: Bijak Gunakan Antibiotik untuk Hindari Pandemi ‘Superbug’

“Antibiotik yang diberikan tentunya harus tepat dosis, tepat cara pemberian dan tepat antibiotik,” ujarnya.

Tips berikutnya adalah jangan sampai Anda melewatkan minum antibiotik yang dianjurkan oleh dokter Anda. Namun, jika lupa satu kali dan meleset dari jadwal, antibiotik tetap akan diminum di kemudian hari. Usahakan minum antibiotik sesuai dengan waktu yang dianjurkan, mis. B. setiap 8 jam, setiap 12 jam atau setiap 24 jam.

Jika antibiotik yang diberikan telah disesuaikan dosis, takaran dan waktunya, maka residunya tidak boleh habis dan dibuang agar tidak digunakan lagi di kemudian hari.

Selain itu, Jihan mengingatkan bahwa antibiotik yang diminum sebenarnya untuk mengobati penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri, bukan karena infeksi virus atau jamur.

Ia juga mengingatkan jika seseorang mengalami demam, belum tentu perubahan suhu tersebut disebabkan oleh infeksi bakteri, sehingga tidak semua orang yang demam diperbolehkan untuk minum antibiotik.

Kemudian tips cerdas lainnya, sebaiknya jangan menyimpan antibiotik untuk penyakit yang akan datang dan jangan meminum antibiotik yang sudah diresepkan untuk orang lain.

“Tentunya jenis, dosis dan lama pemberian antibiotik harus disesuaikan. Jadi kalau kita mau memberikan dosis dan takaran yang tidak sesuai, antibiotik ini tidak akan bekerja dengan baik tetapi akan menimbulkan resistensi,” kata Jihan.

Resistensi adalah keadaan kekebalan terhadap keefektifan suatu antibiotik sehingga obat tersebut tidak dapat lagi membunuh suatu bakteri. Menurut Jihan, resistensi antibiotik juga bisa disebabkan oleh kesalahan penggunaan dan dosis yang tidak tepat atau penggunaan antibiotik yang sering.*

Baca juga: Dokter: Tidak Disarankan Membeli Antibiotik Tanpa Resep Dokter

Baca Juga: Ahli Imunologi Larang Orang Tua Memberi Anak Demam Antibiotik Tanpa Indikasi

Reporter: Rizka Khaerunnisa
Penerbit : Erafzon Saptiyulda AS
HAK CIPTA © ANTARA 2022