Jakarta (ANTARA) – Dokter Spesialis Anak dr. Anisa Setiorini, SpA mengatakan sebaiknya orang tua tidak menyiapkan larutan oralit sendiri karena harus disesuaikan dengan usia dan berat badan anak.
“Saat kita membuat larutan gula-garam di rumah, terkadang kita tidak bisa mengukur berapa takaran gulanya, berapa kadar garamnya, yang terbukti efektif mengurangi dehidrasi akibat muntah atau diare adalah oralit yang sudah ada takarannya, baik dalam bentuk sachet maupun dalam botol,” ujarnya dalam diskusi diare pada anak yang dihadiri secara daring di Jakarta, Rabu.
Dikatakannya, orang tua seringkali minum air putih lebih banyak daripada cairan oralit, meskipun oralit bertujuan untuk mengurangi dehidrasi saat anak diare karena elektrolit dan glukosa juga dikeluarkan melalui muntah dan diare.
Selain itu, saat anak mengalami diare, pemberian makan dan minum harus tetap sama dan tidak dikurangi atau diganti dengan makanan cair yang lebih banyak. Hanya saja serat berkurang karena serat membuat buang air besar lebih mudah.
“Masih diberikan pada bayi yang masih disusui. Jadi pemberian makan dan minum untuk diare tetap sama, hanya serat yang dikurangi,” ujarnya.
Anisa mengatakan penyebab utama diare pada anak adalah rotavirus, sehingga penting untuk memberikan anak vaksin rotavirus sejak usia dua bulan untuk meningkatkan kekebalan tubuh terhadap virus ini. Sehingga tidak terjadi dehidrasi berat atau komplikasi bila terjadi diare.
Ia juga mengatakan jika diare disertai demam, berarti sudah ada kontaminasi bakteri dan orang tua perlu segera memeriksakan tinja anak ke rumah sakit. Jika diare menetap lebih dari dua minggu, pemantauan lebih lanjut juga harus segera dilakukan.
“Jadi kalau ada dugaan infeksi bakteri, biasanya ada ciri-ciri khusus yang cukup menonjol dari segi bau, warna, lendir dan darah, namun tetap harus dibuktikan dengan pemeriksaan laboratorium berupa feses yang lengkap,” ujar Anisa.
Orang tua juga dapat melihat tanda-tanda berbahaya diare pada anak di bawah usia satu tahun dengan melihat ubun-ubun di kepala anak. Bila terasa cekung, berarti anak sudah mengalami dehidrasi dan perlu segera diobati dengan cairan oralit. Selain itu, Anda juga bisa mengetahui tanda bahaya lainnya dengan mengamati rongga mata, kekenyalan lambung, dan frekuensi buang air kecil.