Fakta Baru Letusan Gunung Tonga, Lontarkan Jutaan Ton Air Sampai ke Luar Angkasa : Okezone techno

JAKARTA – kejadian luar biasa gunung berapi Dunia bawah laut Hunga Tonga di Samudera Pasifik begitu dahsyat karena bisa mengeluarkan uap air dalam jumlah besar ke luar angkasa.

Menurut laporan Washington Post pada Jumat (16/12/2022), menurut penelitian para ilmuwan, gunung berapi yang mengeluarkan air di luar atmosfer bumi belum pernah ditemukan.

Studi ini menyimpulkan bahwa letusan gunung berapi dari gunung berapi bawah laut sangat ganas dan berisiko.

Pengamatan satelit menunjukkan bahwa letusan Gunung Tonga membawa uap air sejauh sekitar 150 kilometer dari permukaan bumi, di luar batas ruang angkasa yang diterima secara umum yaitu 100 kilometer.

Penelitian dari American Geophysical Union yang dipresentasikan di Chicago menemukan bahwa letusan ini menyemburkan hingga 4 juta ton uap air ke luar angkasa.

“Ini benar-benar acara satu kali. Dalam 20 tahun pengamatan, kami belum pernah melihat yang seperti ini,” kata Larry Paxton, seorang ilmuwan di Laboratorium Fisika Terapan Universitas Johns Hopkins.

Peristiwa ini tentu menarik minat para ilmuwan yang menggunakan satelit untuk memantau cuaca antariksa. Mereka melacak cuaca antariksa karena risiko bencana badai matahari, yang diperkirakan akan mengirimkan semburan partikel bermuatan ke Bumi.

Badai matahari ini berpotensi berinteraksi dengan medan magnet Bumi, yang efeknya dapat merusak satelit yang mengorbit dan bahkan mempengaruhi jaringan listrik permukaan.

Sebelum letusan gunung berapi, badai matahari berukuran sedang secara acak mengirimkan semburan partikel bermuatan ke Bumi.

Menurut Claire Gasque, PhD dalam fisika ruang angkasa di University of California, gunung berapi memiliki dampak yang lebih kuat pada ionosfer.

“Ini adalah badai matahari melawan gunung berapi yang sangat kuat. Jadi bukan berarti gunung berapi akan selalu menang,” kata Gasque.

Data ini dapat membantu para ilmuwan meningkatkan pemahaman mereka tentang cuaca luar angkasa.

Para peneliti dan ilmuwan sangat membutuhkan banyak penelitian dan pengamatan untuk memantau secara dekat gunung berapi bawah laut di Bumi.

“Ada tempat-tempat di Pasifik Selatan yang membutuhkan lebih banyak penelitian. Ada ribuan gunung berapi bawah laut. Tidak semuanya akan aktif, tetapi terkadang Anda tidak tahu mereka aktif sampai mulai meletus,” kata Jessica Ball, pakar vulkanologi dan Survei Geologi AS, dalam sebuah wawancara.

Para peneliti juga meyakini letusan Gunung Tonga ini adalah contoh yang baik untuk memahami dampak ledakan energi impulsif yang terjadi di atmosfer terhadap lingkungan luar angkasa.