
sumber gambar, Dok Curie
Curie bersama putrinya Melody, yang menderita gagal ginjal.
Obat itu dikhawatirkan terkait dengan kematian anaknya, meskipun pihak berwenang belum dapat memastikan hal ini.
Sejauh ini, Kementerian Kesehatan telah melarang sementara penggunaan sirup setelah hampir 100 kematian anak dikaitkan dengan gagal ginjal.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengambil langkah melarang penggunaan lima merek sirup dan meminta penarikannya dari peredaran.
Sementara itu, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menilai tindakan pengawasan BPOM tidak efektif dan membuka peluang kriminal bagi perusahaan yang gagal menggunakan obat-obatan yang aman.
Pada siang hari, Agustina Melani biasanya bermain dengan putrinya Nadira Azea Almaira, yang baru berusia 15 bulan. Satu-satunya anak perempuan yang lahir setelah usia pernikahan enam tahun adalah “lucu lagi”.
“Banyak mainan. boneka. Terakhir kali saya membeli baby walker, dia hanya menggunakannya selama seminggu,” kenang Agustina beberapa hari terakhir bersama bayinya.
Tapi semua mainan telah ditinggalkan di sudut rumah.
Nadira Azea Almaira meninggal dunia setelah dinyatakan gagal ginjal pada 25 Agustus 2022. Ia dirawat selama lima hari di RS Fatmawati Jakarta.
sumber gambar, Dok Agustinus
Augustina Melani bersama putrinya Nadira Azea Almaira.
“Saya tidak pernah sakit sebelumnya. Yang terburuk adalah pilek, demam, tumbuh gigi. Dua hari berselang, saya mulai bermain lagi,” katanya.
Agustina mengatakan Nadira awalnya hanya batuk dan flu. Kondisinya semakin memburuk setelah diberikan sirup parasetamol dari Puskesmas di Jakarta Selatan.
“Saya suka setiap empat jam [obat]Karena panasnya tidak mau turun Dia sembuh, tapi dia demam lagi. Akhirnya tidak kencing,” katanya.
Kurangnya urin juga disertai dengan pembengkakan di tubuh Nadira. Setelah sempat dirawat di beberapa rumah sakit, akhirnya Nadira dibawa ke RS Fatmawati.
sumber gambar, Dok Agustinus
Hasil diagnosa Nadira menunjukkan kreatinin dan ureum di atas normal.
Diagnosis laboratorium menunjukkan bahwa kreatinin dan ureum Nadira berada di atas ambang batas. Itu artinya ginjal Nadira tidak berfungsi.
“Dan pada akhirnya mati begitu cepat. Dengan rasa sakit yang begitu mengerikan.”
“Jika itu benar-benar terbukti [ada] Kelalaian pihak apotek, tentunya kami semua orang tua korban akan mengikuti kasus ini untuk menuntut pertanggungjawaban atas kasus-kasus yang menimpa anak-anak kami,” tambah Agustina.
sumber gambar, Dok Curie
Cyrene Melody Mamonto dengan ayahnya.
Cyrene Melody Mamonto, 2 tahun 7 bulan, juga mengalami gagal ginjal dan tidak bertahan dari serangkaian rawat inap. Ia pernah mengonsumsi parasetamol yang dibeli di pasar, termasuk di rumah sakit.
“Dua minggu sebelum dia meninggal. Kami pergi ke gereja, kami pergi ke… itu artinya anaknya aktif. Berjalan mondar-mandir, bermain… Seolah-olah dia tiba-tiba diracun. Hanya racun yang kuat yang bisa membuatnya seperti ini [meninggal]kata Curie Mamonto Loho, ibunda Melody.
Untuk langkah selanjutnya, Curie masih menunggu hasil pemeriksaan yang saat ini sedang dilakukan oleh BPOM, Kementerian Kesehatan, Ikatan Dokter Anak, Epidemiologi, Farmakologi, dan Laboratorium Kepolisian Indonesia.
“Harus menunggu penelitian. Bagaimana hasilnya,” katanya.
Siti Suhardiyati memaksakan diri membersihkan mainan Umar Abu Bakar, anak bungsunya, yang meninggal pada 24 September 2022. Air matanya menggenang karena kehilangan.
Berbagai mainan mengingatkannya pada sosok Umar yang ceria dan penyayang. “Aku tidak kuat,” katanya sedih.
Umar Abu Bakar, 2 tahun 10 bulan, dinyatakan meninggal dunia oleh dokter di Rumah Sakit Cipto Mangunkusomo (RSCM) Jakarta. Umar divonis gagal ginjal.
sumber gambar, Dok. Siti Suhardiyati
Umar Abu Bakar meninggal dunia setelah didiagnosa gagal ginjal.
Siti tidak curiga sedikit pun ketika pada Sabtu 10 September 2022 Umar mengalami demam, batuk, pilek, dan diare. Ia hanya mengira anak keduanya hanya mengidap penyakit yang biasa dialami balita.
Namun, karena disertai diare, Siti membawa Umar ke sebuah klinik di Bekasi yang merupakan fasilitas kesehatan pertama BPJS Kesehatan untuk berobat.
Dia dan Umar pulang dengan tiga jenis obat, termasuk sirup parasetamol.
Setelah tiga hari minum obat, Umar tiba-tiba berhenti buang air kecil.
“Dia masih buang air kecil di malam hari, tetapi tidak ada urin pada Selasa pagi. Saya ganti popok, biasanya pagi sudah penuh, tapi kali ini tidak ada kencing,” kata Siti.
sumber gambar, Dok. Siti Suhardiyati
Umar bersama keluarganya.
Umar sempat beberapa kali dirawat di rumah sakit sebelum akhirnya dirujuk ke RSCM.
Siti tidak menyangka anaknya mengalami gangguan ginjal akut karena Umar tidak menderita penyakit serius. “Jadi bingung bagaimana gagal ginjal akut terjadi,” katanya.
Siti mengaku heran mengapa kasus tersebut baru belakangan ini diangkat ke media, padahal kasus tersebut sudah beredar sejak awal tahun ini.
Terkait dugaan kadar etilen glikol dan dietilen glikol dalam obat penyebab penyakit tersebut, Siti kembali mengungkapkan kebingungannya.
“Saya juga sangat bingung mengapa sirup (obat) ini bisa berbahaya. Padahal, seharusnya sudah diuji jika ada BPOM. Kenapa obat itu mengandung bahan berbahaya lainnya?
‘Diresepkan oleh dokter dan dibeli secara eksternal’
sumber gambar, ANTARA FOTO
Seorang warga merawat anaknya yang dirawat karena diduga mengalami gagal ginjal akut, di RSUP Dr.M.Djamil, Padang, Sumatera Barat, Kamis (20/10/2022)
BBC membenarkan adanya klaim pemberian sirup parasetamol dari puskesmas dan klinik yang menjadi pusat pengobatan pertama bagi peserta BPJS Kesehatan, namun sejumlah pejabat Departemen Kesehatan belum memberikan tanggapan.
Selama ini sirup parasetamol yang diperoleh melalui Puskesmas dan Puskesmas hanya dari dua kasus di Jakarta dan Bekasi, sehingga masih perlu diketahui belasan kasus lain yang mereka terima.
Departemen Kesehatan sejauh ini telah mengambil langkah untuk melarang penggunaan obat sirup di semua layanan kesehatan, termasuk apotek.
sumber gambar, ANTARA FOTO
Apoteker sedang meracik obat di sebuah apotek di Bandung, Jawa Barat, Rabu (19/10/2022).
“Departemen Kesehatan telah menyelidiki bahwa tiga bahan kimia berbahaya (etilena glikol EG, dietilen glikol DEG, etilena glikol butil eter EGBE) telah terdeteksi pada pasien di bawah usia lima tahun yang terkena AKI (Cedera Ginjal Akut),” kata juru bicara Departemen Kesehatan. Kementerian Kesehatan memiliki dr. tulis Syahril dalam keterangannya.
Jumlah kasus yang dilaporkan pada 18 Oktober adalah 206 dari 20 provinsi, dengan korban tewas 99 di antara anak-anak. Angka kematian pasien yang dirawat di RSCM mencapai 65%.
Hasil penelitian di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) yang telah merawat 49 kasus anak gagal ginjal sejak Januari, mengatakan telah menerima laporan enam merek obat yang mengandung senyawa berbahaya tersebut. Tapi direktur pelaksananya, Dr. Lies Dina Liastuti tidak mau menjelaskan secara detail.
“Kami masih menunggu karena hasilnya hanya enam dari semua yang kami kirimkan,” kata dr. Baca
Tidak semua obat ini berasal dari dokter. “Kalau dibilang resep dokter, ada juga yang beli di luar. Ada yang generik dan ada yang bermerek,” tambah Lies.
Lima merek obat dihapus
sumber gambar, ANTARA FOTO
Petugas mengumpulkan berbagai jenis merek obat sirup yang sementara dilarang dijual di apotek, Kendari, Kendari, Sulawesi Tenggara, Kamis (20/10/2022).
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) memerintahkan penarikan dan pemusnahan lima sirup obat yang mengandung etilen glikol (EG) yang melebihi ambang batas aman.
Penarikan meliputi seluruh outlet, baik apotek grosir, fasilitas apotek pemerintah, apotek, fasilitas apotek rumah sakit, puskesmas, klinik, toko obat, dan praktik tenaga kesehatan mandiri,” demikian keterangan yang dirilis situs BPOM, Kamis (20/10). .
Dari hasil sampling dan pengujian terhadap 39 batch 26 sirup obat sampai dengan tanggal 19 Oktober 2022 diketahui terdapat cemaran EC yang melebihi ambang batas aman pada 5 (lima) produk berikut:
- Sirup Termorex (obat demam), diproduksi oleh PT Konimex, dikemas dalam kotak, botol plastik 60 ml.
- Flurine DMP Syrup (Obat Batuk dan Flu) produksi PT Yarindo Farmatama, dikemas dalam box, botol plastik ukuran 60 ml.
- Unibebi Cough Syrup (obat batuk dan flu) diproduksi oleh Universal Pharmaceutical Industries, dikemas dalam box, botol plastik ukuran 60 ml.
- Unibebi Fever Syrup (obat demam) diproduksi oleh Universal Pharmaceutical Industries, dikemas dalam karton, botol 60 ml.
- Unibebi Fever Drops (obat demam) diproduksi oleh Universal Pharmaceutical Industries, dikemas dalam box, botol 15 ml.
Namun, menurut BPOM, hasil uji kontaminasi EG tidak dapat mendukung kesimpulan bahwa penggunaan sirup obat dikaitkan dengan terjadinya gagal ginjal akut.
Selain penggunaan obat, masih ada beberapa faktor risiko penyebab gagal ginjal akut, seperti:
peluang kejahatan
Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Sudaryatmo melihat peluang untuk menindaklanjuti temuan ini di kancah kriminal.
“Itu bisa menjadi bukti awal bagi polisi untuk terlibat dalam dugaan tindak pidana yang dilakukan oleh perusahaan. Paling tidak dia bisa menggunakan barang tersebut karena kelalaiannya mengakibatkan orang lain luka atau meninggal dunia,” kata Sudaryatmo.
YLKI, kata Sudaryatmo, juga melihat langkah BPOM terlambat mengingat jumlah korban tewas yang terus meningkat.
“Jika Badan POM mengakui kadar etilen glikol melebihi ambang batas, itu juga merupakan kelalaian Badan POM. Jadi kenapa baru kenal setelah ada kasus? Artinya pengawasan yang ada di Badan POM selama ini tidak efektif,” ujarnya.
Di tingkat perdata, tambah Sudaryatmo, ahli waris korban dapat meminta pertanggungjawaban perdata dari industri farmasi dan juga dari kasu quo pemerintah, Badan POM.
Jurnalis Bandung Yuli Saputra berkontribusi pada artikel ini.