Gerhana Bulan Total Dapat Dilihat Langsung, Berikut Wilayah yang Terdampak : Okezone techno

JAKARTAkegelapan Bulan total akan muncul hari ini, fenomena astronomi ini bisa langsung dilihat oleh masyarakat Indonesia dengan mata telanjang.

Ini adalah fenomena ketika seluruh permukaan bulan memasuki umbra bumi. Hal ini disebabkan konfigurasi antara bulan, bumi dan matahari membentuk garis lurus.

Juga, bulan berada di dekat puncak orbit bulan, yang merupakan persimpangan ekliptika (orbit Bumi mengelilingi matahari) dan orbit bulan.

Peneliti Pusat Penelitian Luar Angkasa BRIN Andi Pangerang menjelaskan bahwa meskipun gerhana bulan total terjadi pada fase bulan purnama, tidak semua fase bulan purnama dapat mengalami gerhana bulan.

Hal ini karena orbit bulan miring 5,1 derajat terhadap ekliptika dan waktu yang dibutuhkan bulan untuk kembali ke simpul yang sama lebih pendek 2,2 hari dari waktu yang dibutuhkan bulan untuk kembali ke ekliptika untuk mengkonfigurasi bumi dan bumi. matahari dalam satu garis lurus. Oleh karena itu, bulan tidak selalu berada pada bidang ekliptika pada saat bulan purnama.

“Gerhana bulan total ini akan terjadi pada 8 November 2022 dengan durasi total 1 jam 24 menit 58 detik dan durasi umbra (sebagian + total) 3 jam 39 menit 50 detik,” kata Andi, dikutip dari keterangan resminya. Selasa (8.8., 11.2022).

Lebar total gerhana bulan kali ini adalah 1,3589 dengan jarak 0,2570 dari pusat umbra ke pusat bulan. Gerhana ini merupakan yang ke-20 dari 72 gerhana dalam Seri Saros 136 (1680-2960).

Berikut waktu dan wilayah di Indonesia yang dapat diamati untuk setiap kontak gerhana matahari:

– Onset Penumbra (P1): 15/02/17 WIB / 16/02/17 WITA / 17/02/17 WIT (Seluruh Indonesia – Tidak Terpantau)

– Start parsial (U1): 09/16/12 WIB / 09/17/12 WITA / 09/18/12 WIT (Papua, Papua Barat, Pulau Seram, Pulau Halmahera, Kepulauan Aru, Kepulauan Kai, Kepulauan Tanimbar)

– Total awal (U2) : 17.16.39 WIB / 18.16.39 WITA / 19.16.39 WIT (Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, Sulawesi NTT, NTB, Bali, Kaltara, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kapuas Hulu)

– Puncak Gerhana : 18.00.22 WIB / 19.00.22 WITA / 20.00.22 WIT (Seluruh Indonesia kecuali Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Bengkulu)

– Total (U3): 18:41:37 WIB / 19:41:37 WITA / 20:41:37 WIB (Seluruh Indonesia – teramati)

– Akhir sebagian (U4): 19:49:03 WIB / 20:49:03 WITA / 21:49:03 WIT (Seluruh Indonesia – dapat diamati)

– Akhir penumbra (P4): 20.56.08 WIB / 21.56.08 WITA / 22.56.08 WIT (seluruh Indonesia – teramati)

Saat bulan memasuki umbra, warna umbra lebih hitam. Karena bulan sepenuhnya berada di umbra, warna bulan menjadi kemerahan.

Hal ini disebabkan oleh mekanisme hamburan Rayleigh yang terjadi di atmosfer bumi. Hamburan Rayleigh, yang terjadi saat gerhana bulan, sama dengan mekanisme ketika matahari dan bulan tampak kemerahan ketika rendah di cakrawala dan langit memiliki warna oranye ketika matahari terbit atau terbenam.

Spektrum panjang gelombang yang lebih pendek seperti ungu, biru, dan hijau dihamburkan ke angkasa, sedangkan spektrum panjang gelombang yang lebih panjang seperti merah, jingga, dan kuning ditransmisikan ke pengamat.

Selain itu, selama gerhana matahari tidak ada sinar matahari yang dapat dipantulkan dari bulan seperti pada fase bulan purnama.

Gerhana bisa menjadi lebih gelap atau lebih gelap karena partikel seperti abu vulkanik menyebarkan cahaya.

Pengaruh gerhana bulan total bagi kehidupan manusia adalah ketika tidak terjadi gerhana, bulan purnama atau bulan baru, pasang surut air laut lebih tinggi dari pada hari-hari biasa.

Gerhana bulan total yang dapat diamati di Indonesia dalam sepuluh tahun ke depan akan terjadi pada 8 September 2025, 3 Maret 2026, Malam Tahun Baru 2029, 21 Desember 2029, 25 April 2032, dan 18 Oktober 2032.