
sumber gambar, BNPB
Petugas mengevakuasi warga di sekitar Semeru. Pada Minggu malam, hampir 2.000 orang telah melarikan diri.
Gunung Semeru telah mengalami erupsi atau erupsi puluhan kali sejak statusnya ditingkatkan dari “waspada” menjadi “waspada” atau dari level III ke level IV oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) pada Minggu (04/12).
Pada Senin (12/05), Pejabat Pos Pengamatan Gunungapi Semeru (PPGA) Mukdas Sofian mengatakan terjadi hampir 30 kali erupsi selama periode pengamatan antara pukul 00.00 hingga 06.00 WIB.
Lebih dari 2.000 warga mengungsi setelah Gunung Semeru di Jawa Timur meletus pada Minggu (12 April 2022), mengirimkan awan panas dan lahar ke daerah sekitarnya.
Wabah ini mendorong pihak berwenang untuk menempatkan status “waspada”.
“Dengan meningkatnya aktivitas vulkanik, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menaikkan status Gunung Semeru dari ‘Awas’ menjadi ‘Awas’ atau dari Level III ke Level IV pada pukul 12.00 WIB hari ini,” kata juru bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Abdul Muhari, dalam keterangannya kepada wartawan.
sumber gambar, antara foto
Pijar lava Gunung Semeru dilihat dari Desa Supiturang, Pronojiwo, Lumajang, Jawa Timur, Senin (12/5/2022).
sumber gambar, antara foto
Warga mengevakuasi kambing di kawasan yang tersapu awan panas Gunung Semeru (APG) di Dusun Kajar Kuning, Desa Sumberwuluh, Lumajang, Jawa Timur, Senin (12/5/2022).
PVMBG mengimbau masyarakat untuk tidak beraktivitas di sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan, 13 kilometer dari pusat wabah.
Di luar jarak tersebut, masyarakat diharapkan tidak melakukan aktivitas dalam jarak 500 meter dari tepi sungai (batas sungai) sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terkena dampak perpanjangan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 kilometer. dari puncak dihapus.
sumber gambar, BNPB
Letusan Semeru meningkatkan risiko awan panas dan aliran lahar.
Masyarakat juga diminta untuk tidak beraktivitas dalam radius lima kilometer dari kawah atau puncak Semeru karena berisiko terlempar batu (bohlam).
Selain itu, masyarakat diharapkan mewaspadai longsoran awan panas, guguran lahar, dan aliran lahar di sepanjang aliran sungai atau lembah yang keluar dari puncak Gunung Semeru, khususnya di sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat. serta potensi lahar di sungai Sungai kecil yang menjadi anak sungai Besuk Kobokan Tepat setahun yang lalu, Gunung Semeru meletus dan menewaskan lebih dari 50 orang serta merusak ribuan rumah.
sumber gambar, AFP
Warga Desa Kajar Kuning, Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur berusaha menyelamatkan barang berharga dan barang bawaannya setelah Gunung Semeru meletus, Senin (12/5).
sumber gambar, antara foto
sumber gambar, Anadolu/Getty
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur mengizinkan evakuasi hingga 2.219 jiwa akibat erupsi disertai awan panas yang jatuh dari Gunung Semeru, Kabupaten Lumajang.
Kepala Pelaksana BPBD (Kalaksa) Jatim Gatot Soebroto mengatakan ribuan pengungsi saat ini ditampung di 12 lokasi.
“Kami menampung 266 orang pengungsi di sekitar SDN 4 Supiturang, 79 orang di Masjid Supiturang, 70 orang di Masjid Nurul Jadid Pronojivo, 217 orang di Balai Desa Oro Oro Ombo, 100 orang di SMP Pronoyivo 2, 119 orang di SD Sumberurip 2 dan 228 orang di Balai Desa Sumberurip,” kata Gatot dalam keterangan tertulis, dikutip Kantor Berita Antara.
Selain itu, 131 pengungsi ditampung di Balai Desa Penanggal, 52 orang di Pos Candipuro Gunung Sawu, 216 orang di Balai Desa Pasirian, 150 orang di Lapangan Candipuro dan maksimal 600 orang di Kantor Kecamatan Candipuro.
“Untuk pelayanan kesehatan, kami telah mendirikan posko sementara di Puskesmas Pasirian, Tempeh, Penanggal, dan Candipuro,” ujarnya.
Gatot memastikan aparat terus mendata pengungsi untuk memaksimalkan bantuan.
sumber gambar, AFP
Warga Desa Kajar Kuning, Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur, mengungsi setelah Gunung Semeru meletus, Senin (12/5).
sumber gambar, AFP
Sejumlah warga terdampak abu vulkanik erupsi panas (APG) Gunung Semeru mengungsi ke berbagai kantor pemerintahan Provinsi Jawa Timur pada Minggu (12/4/2022).