Ilmuwan Berhasil Temukan Sesuatu yang Menakutkan di Tata Surya : Okezone techno

JAKARTA – Sederet ilmuwan berhasil menemukan sesuatu yang seram dan aneh di tepi tata surya. Mereka menyebutnya fenomena heliopause.

Ini adalah fenomena di mana batas antara heliosfer (gelembung angin matahari yang mengelilingi tata surya) dan medium antarbintang (materi antar bintang) tampak beriak, menciptakan sudut miring dengan cara yang tidak terduga.

Dilansir dari Space, Selasa (11/1/2022), konsep umum bahwa heliopause berubah bentuk sebenarnya bukan hal baru dalam satu dekade terakhir. Para ilmuwan telah menemukan bahwa fenomena tersebut tidak statis.

Namun, heliopause masih merupakan fenomena yang menakutkan.

Bagaimana tidak, angin matahari dan medium antarbintang saling mendorong dan menarik, menciptakan batas yang terus bergerak.

Para ilmuwan membuat penemuan ini menggunakan data dari Voyager 1 dan Voyager 2, dua pesawat ruang angkasa yang telah meninggalkan heliosfer sejauh ini, dan satelit NASA Interstellar Boundary Explorer (IBEX).

“Pesawat ruang angkasa Voyager menyediakan satu-satunya pengukuran langsung dari lokasi batas-batas ini. Tetapi hanya pada satu titik dalam ruang dan waktu,” kata Eric Zirnstein, fisikawan luar angkasa di Universitas Princeton.

Para ilmuwan telah menggunakan data untuk membuat model yang memprediksi bagaimana heliopause akan berubah. Namun, penelitian yang lebih baru tentang heliopause telah menghasilkan data yang bertentangan dengan temuan sebelumnya.

Selama beberapa bulan pada tahun 2014, IBEX menangkap kecerahan ENA yang menunjukkan asimetri dalam heliopause, dan tim kemudian menentukan bahwa asimetri tidak sesuai dengan model.

Dalam sebuah makalah yang diterbitkan dalam jurnal Nature Astronomy, para peneliti menyebut perbedaan ini “menarik dan sangat kontroversial.” Mereka berencana untuk terus memeriksa heliopause untuk menemukan lebih banyak lagi.

“Pemantauan akan dilakukan oleh Interstellar Mapping and Acceleration Probe NASA, satelit baru dan lebih baik yang dapat mendeteksi ENA dan direncanakan untuk tahun 2025,” kata Zirnstein.

(Amj)