JAKARTA – Mars digadang-gadang akan menjadi tempat yang menjanjikan bagi manusia untuk menjadi alternatif tempat tinggal, bahkan para ilmuwan bermimpi untuk mendirikan cagar alam di planet merah tersebut.
Selama sekitar satu abad terakhir, bumi telah berada di bawah tekanan yang meningkat. Adanya pertumbuhan penduduk yang mempengaruhi bumi ini kemungkinan besar akan mengurangi sumber daya yang tersedia.
Dilansir dari Futurism, Rabu (12/06/2022), Paul Smith, Dosen Fakultas Teknik Sipil Universitas Bristol, telah membuat proposal untuk Tempat Suci Ekstraterestrial (ENTR) di Mars. ENTR akan berbentuk seperti hutan dalam gelembung, didesain mirip dengan ekosistem Bumi.
“Jika pertumbuhan populasi tidak dikendalikan, wilayah alam harus dikorbankan. Alternatifnya adalah menciptakan lebih banyak habitat dan terraform Mars,” tulis Smith dalam sebuah artikel yang diterbitkan di International Journal of Astrobiology.
Dalam proposalnya, Smith mengatakan hutan yang didirikan di Mars akan menyediakan tempat berlindung bagi manusia, serta makanan dan bahan mentah bagi koloni yang ada di sana.
“Ini akan berfungsi sebagai suaka margasatwa luar angkasa (ENTR), retret psikologis, dan kebun raya yang berguna. Dukung spesies berharga untuk koloni manusia untuk metabolisme sekunder,” kata Smith dalam laporan makalahnya.
Meski Mars memiliki potensi kehidupan, namun alam di Bumi sangat berbeda dengan Mars. Smith membahas beberapa tantangan unik dalam membangun hutan di Mars, yaitu atmosfer Mars, suhu, musim, radiasi, cuaca, gravitasi, dan sinar matahari yang tersedia.
Tak hanya itu, Smith juga memaparkan jenis hewan dan tumbuhan yang bisa dibawa ke Mars. Di sisi tanaman, Smith menyarankan juniper dan birch. Pada hewan terdapat mikroba tanah, jamur, invertebrata (cacing tanah dan laba-laba).
Regolith Mars kaya akan beberapa unsur yang dibutuhkan untuk pertanian seperti di Bumi, terutama fosfor. Tingkat radiasi Mars yang sangat tinggi mungkin merupakan kunci terbesar dari rencana Smith.
Namun, Smith mengaku tidak berniat membuat tiruan hutan di Bumi. Tentu saja, saat menjelajahi atau bahkan menghuni tempat baru, tidak mudah terutama mengembangkan ekosistem baru.
“Di planet dengan kelayakhunian terbatas, ini adalah tugas penting. Kelangsungan hidup dalam bentuk apa pun adalah prioritas biosentris tertinggi, ”tulis Smith.
(Amj)