jakarta – Industri telekomunikasi Ada kebutuhan untuk berkolaborasi di luar bisnis jaringan dan perangkat dalam ekosistem ekonomi digital.
Hal tersebut disampaikan langsung oleh Rudiantara selaku Ketua Umum Masyarakat Fintech Indonesia. Dia mengatakan industri telekomunikasi saat ini memiliki 230 juta pelanggan seluler, sektor keuangan memiliki 150 juta akun, sehingga banyak orang menggunakan ponsel tetapi tidak memiliki akses keuangan.
“Aplikasi tumbuh luar biasa, ekonomi digital paling tinggi di e-commerce, semua transaksi harus pakai uang. Karena itu, sistem pembayaran dan kredit tumbuh jauh melampaui industri telekomunikasi,” kata Rudiantara dikutip dari keterangan resminya, Jumat (12/2/2022).
Secara kasar, satu pelanggan saja bisa melakukan 20 kali transaksi telkom, baik itu chatting dan sebagainya. Di perbankan, sebaliknya, rendah karena seseorang hanya melakukan 2-3 kali sehari untuk transaksi e-commerce.
Artinya, 1,5 miliar keping data dikumpulkan di telekomunikasi yang dapat digunakan, misalnya, untuk membuat profil pemeriksaan kredit di fintech. Ini bisa menjadi peluang pertumbuhan baru untuk telekomunikasi.
“Ini adalah peluang besar untuk pertumbuhan digital. Asal mindset bisnisnya tidak hanya di jaringan tapi di aplikasi, tanpa harus punya izin, misalnya fintech, karena regulasinya sangat ketat, operator bisa mengembangkan sektor digital dengan data-data tersebut,” jelasnya.
“Keuntungan terbesar adalah data uang, kalau rata-rata 6-8 kali transaksi, bisa digunakan 1,5 miliar data, misalnya untuk profiling,” lanjutnya.
Menurutnya, industri digital bukanlah industri yang dikembangkan pemerintah.
“Saya yakin ini akan bertahan, pemerintah hanya memfasilitasi saja, jangan overregulasi, malah harus menjadi perantara,” ujarnya.