JAKARTA – Keberhasilan pemerintah Indonesia dalam kepresidenan G20 membawa tiga isu prioritas, yaitu infrastruktur kesehatan global, transformasi digital, dan transisi energi. Topik transisi energi sangat relevan mengingat tantangan global dalam menghadapi dampak krisis iklim.
Selain itu, pemerintah Indonesia saat ini menargetkan pengurangan jejak karbon sebesar 41 persen pada tahun 2030 dan target emisi nol bersih (NZE) pada tahun 2060.
Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim berulang kali menegaskan dalam berbagai kesempatan betapa pentingnya pendidikan agar mampu menghadapi tantangan krisis iklim.
“Untuk mengatasi tantangan terbesar yang dihadapi dunia saat ini, perubahan iklim, kita membutuhkan ilmuwan, insinyur, aktivis, dan banyak pihak lainnya untuk bekerja sama mengambil bola dan mencari solusi dengan cepat,” katanya.
BACA JUGA: Cerdas! Siswa madrasah ini meraih medali emas olimpiade berkat penelitian sel baterai untuk mobil listrik
Lebih lanjut Nadiem mengatakan, dengan kebijakan belajar gratis, pelatihan vokasi menjadi prioritas untuk dapat menjawab kebutuhan zaman, termasuk penyiapan sumber daya manusia unggul yang mampu mencari solusi krisis iklim.
“Dalam inovasi kendaraan listrik, kami menganggap ini sebagai prioritas, sehingga program kebijakan kami di VET dirancang untuk mendorong inovasi dalam penciptaan teknologi terkait dari produk hulu ke hilir,” katanya.
Sejalan dengan himbauan Mendikbud, inovasi nyata anak negeri untuk mengatasi krisis iklim melaju dengan sangat cepat.
Pemerintah bersama berbagai tenaga kependidikan mulai dari jenjang SMK hingga perguruan tinggi profesi telah melakukan berbagai upaya nyata untuk mendukung upaya mengatasi krisis iklim berkelanjutan melalui penerapan prinsip ekonomi hijau di dalamnya.
Pendidikan vokasi menyiapkan talenta yang fokus pada pengembangan teknologi kendaraan listrik
Pembelajaran di VET telah dan terus ditransformasikan di bawah arahan Presiden Joko Widodo, termasuk dengan memasukkan peran industri yang semakin masif. Tidak hanya dalam membuat kurikulum, tetapi juga menyediakan tempat untuk penelitian lapangan/magang, melibatkan praktisi di dalam kelas dan mengembangkan teaching factory.
Semakin banyak kelas industri diadakan di SMK dan sekolah kejuruan. Misalnya, bersama KADIN, beberapa perguruan tinggi ilmu terapan telah menyusun pedoman pengajaran prakerin industri minimal satu semester, agar pelaksanaan prakerin lebih konsisten, efektif dan dipahami oleh industri dan perguruan tinggi.
Pendidikan vokasi, baik SMK maupun perguruan tinggi, juga terus menyiapkan SDM terampil di industri kendaraan listrik atau EV dan sektor energi terbarukan lainnya.
Untuk memenuhi kebutuhan industri saat ini, terdapat 4 Program Sarjana Terapan (D4) Peminatan Energi Terbarukan 1 Tahun di 4 Politeknik di bawah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Politeknik Negeri Bali, Politeknik Negeri Jakarta, Politeknik Negeri Manado, Politeknik Negeri Ujung Pandang ) dan PEM Akamigas di bawah Kementerian ESDM.
Selain itu, pendidikan profesi yang lebih tinggi juga dapat mengembangkan program sarjana yang sepenuhnya berfokus pada energi baru dan terbarukan, yaitu Sarjana Terapan (D4) Teknik Energi Terbarukan di Politeknik Negeri Jember, yang didirikan pada tahun 2008, dan Program Magister Terapan pada Program Studi Rekayasa Energi Terbarukan didirikan pada tahun 2008. 2016 di Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang.
Pembelajaran seperti itu pasti akan meningkatkan keterampilan mahasiswa sarjana dan kejuruan serta meningkatkan pekerjaan mereka.
Perguruan tinggi juga secara intensif terlibat dalam perluasan energi panas bumi, mulai dari prospeksi hingga perencanaan dan desain hingga pengoperasian. Politeknik juga mengembangkan kerjasama dengan industri dalam pengembangan pembangkit listrik tenaga angin dan surya untuk daerah terpencil Politeknik Negeri Malang (Polinema).
Selain itu, pompa air tanah Solar Wind System (SWS) kerjasama Politeknik Negeri Cilacap dengan PT Pertamina dan kerjasama Solar Home System (SHS), PLTS Off-Grid, On-Grid dan Hybrid antara Politeknik Negeri Ujung Pandang dengan PT PLN Nusantara Power melalui Program Dana Pendamping profesional.
Penyiapan sumber daya manusia yang kompeten di bidang EV juga dilakukan di tingkat SMK. Kontribusi perguruan tinggi profesional ini tidak terlepas dari pengembangan konsentrasi keahlian yang terus disesuaikan dengan perkembangan zaman, juga untuk mendukung kebutuhan industri EV.
Selain program kompetensi Otomotif, juga dikembangkan beberapa kompetensi kompetensi yang relevan dengan bidang energi terbarukan, antara lain:
1) Teknologi Energi Biomassa
2) Tenaga surya tenaga air dan teknologi tenaga angin
3) Rekayasa Energi Terbarukan, dengan total 46 SMK dengan 2.745 siswa.
Selain itu, kompetensi lainnya juga disiapkan dengan cara yang lebih relevan dengan kebutuhan industri energi terbarukan, misalnya kompetensi Otomotif Teknik Kendaraan Ringan yang muatannya saat ini juga diarahkan untuk mempelajari motor listrik.
Selain itu, pembelajaran di SMK dibarengi dengan inovasi elektrifikasi transportasi melalui pabrik pelatihan. SMKN Malang sedang mengembangkan sepeda motor listrik bernama Cassa Trail dengan sistem pembelajaran berbasis proyek yang menggabungkan beberapa konsentrasi keahlian di SMK.
Mobil balap bertenaga listrik karya SMK Muhammadiyah Pakem, Sleman, DIY. (Foto: Dok. Kemendikbud)
Proses pembuatan sepeda motor listrik ini diawali dengan pembuatan rangka atau body sepeda motor yang diproduksi oleh jurusan Teknik Kendaraan Ringan Otomotif (TKRO). Untuk urusan desain dan mesin yang menggerakkan sepeda motor dipercayakan kepada Teknik dan Bisnis Sepeda Motor (TBSM) dan Teknik Mesin (TPM).
Diklat vokasi saat ini masih diupayakan oleh Kemendikbud untuk diarahkan bekerja sama dengan perusahaan.
Terakhir, misalnya, Direktorat SMK telah bekerjasama dengan Schneider Electric untuk mengadakan Electrical Education Program & Competition (EEPC), yaitu program Pendidikan dan Pelatihan Vokasi untuk mengembangkan keterampilan calon tenaga listrik Indonesia, yang melatih sekitar 7102 siswa dan 103 guru selama 3 minggu. dengan SMK Fokus pada ketenagalistrikan pada Oktober 2022 dan ini sudah dilakukan sejak 2019.
Selain pelatihan tersebut, kerjasama pendirian SMK energi terbarukan telah menyalurkan hibah sebesar 6,6 miliar untuk pengembangan sektor ketenagalistrikan di 14 SMK energi terbarukan dalam 3 tahun terakhir, yang dananya berasal dari Schneider, serta dukungan dari pemerintah Prancis.
Dukungan industri dalam pelatihan kejuruan di bidang energi terbarukan
Pendidikan vokasi memperhatikan perubahan pendidikan tidak hanya dalam hal menyiapkan lulusan yang siap kerja dan berwirausaha, tetapi juga kreatif dan menghasilkan produk/jasa unggulan yang ramah lingkungan.
Pendidikan vokasi berkisar pada transformasi kemitraan industri dan satuan pendidikan untuk mempersiapkan sumber daya manusia masa depan yang kompeten, yang terangkum dalam dua kebijakan utama, yaitu Pusat Kompetensi SMK dan Dana Adaptasi Kerja. Selain itu, Mendikbud terus mendorong para praktisi untuk berperan aktif mengajar di sekolah menengah kejuruan dan perguruan tinggi.
Program SMK Center for Excellence tahun 2022 diperkuat dengan upaya menghimpun dana industri untuk penguatan pembelajaran di SMK melalui pabrik pemagangan. Program ini berhasil mendapat dukungan industri dan berhasil mendapatkan pendanaan kolaboratif sebesar Rp 1,065 triliun.
Sedangkan di perguruan tinggi SMK melalui program dana penyesuaian karir berhasil mencapai total dana kerjasama sebesar Rp 133,01 miliar. Artinya, jumlah kemitraan industri dan perguruan tinggi vokasi meningkat empat kali lipat dibanding tahun sebelumnya.
Misalnya, Politeknik Elektronika Negeri (PENS) Surabaya menggandeng VKTR Grup Bakrie untuk mengembangkan sistem operasi (OS) dan aplikasi bus listrik di bawah program Occupational Adaptation Fund dengan kucuran dana Rp 2 miliar. PENS juga menggandeng UNS untuk mengembangkan teknologi baterainya.
Program pengembangan EV di PENS menjamu mahasiswa agar dapat mengerjakan proyek bersama dosen sebagai bagian dari program Kampus Merdeka Belajar Merdeka. Dari kegiatan tersebut PENS akhirnya berhasil memproduksi motor listrik murni buatan sendiri untuk komponen impor sebelumnya.
Contoh lain di tingkat SMK, SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi penerima program SMK Center for Excellence memberikan solusi kekurangan energi dan kerusakan lingkungan akibat emisi gas buang kendaraan.
Mereka mengembangkan mobil listrik tenaga surya bernama Suryawangsa 2 Arjuna 4.0. Pengerjaan mobil listrik dua orang ini memakan waktu hingga 6 bulan, melibatkan guru dan siswa serta berkolaborasi dengan Laboratorium Operasi dan Kendali Sistem Tenaga ITS. Suryawangsa 2 Arjuna 4.0 diuji oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo saat menghadiri Muktamar Muhammadiyah 2022 beberapa waktu lalu.
(FDA)