INDONESIA merupakan salah satu negara pendukung Regional Space Application Program (RESAP) for Sustainable Development yang diluncurkan oleh negara-negara anggota United Nations Economic and Social Commission for Asia and the Pacific (UN ESCAP) pada First Ministerial Conference on Space Applications for Sustainable Development dipanggil di Asia dan Pasifik 19-24 September 1994 di Beijing. Strategi dan rencana aksi RESAP bertujuan untuk mengatasi berbagai masalah termasuk koordinasi, kerjasama dan interaksi, pengembangan sumber daya manusia; standarisasi perangkat keras dan perangkat lunak; dan pertukaran informasi di bidang perjalanan ruang angkasa.
UN ESCAP berkepentingan untuk memastikan tercapainya Sustainable Development Goals (SDGs) 2030 di kawasan Asia-Pasifik. Pada saat yang sama, Sekjen PBB menekankan pentingnya peran strategi berdasarkan data yang akurat dan tepat waktu. Ini adalah geodata (penginderaan jauh) untuk penggunaan ruang.
Pada 10 Oktober 2018, para menteri dan pemimpin komunitas antariksa dari lebih dari 30 negara bertemu di Bangkok untuk Konferensi Tingkat Menteri Ketiga tentang Aplikasi Luar Angkasa untuk Pembangunan Berkelanjutan (MC-3 SASD) dan mengadopsi dua dokumen, yaitu: (1) Deklarasi Menteri tentang Aplikasi Luar Angkasa untuk Pembangunan Berkelanjutan dan (2) Rencana Aksi Aplikasi Luar Angkasa Asia-Pasifik untuk Pembangunan Berkelanjutan (2018-2030). Rencana aksi tersebut dibagi menjadi tiga fase, yaitu 2018-2022, 2022-2026 dan 2026-2030.
Empat tahun kemudian, Konferensi Tingkat Menteri Keempat tentang Aplikasi Luar Angkasa untuk Pembangunan Berkelanjutan di Asia dan Pasifik (MC-4 SASD) dengan tema “Space+ for Our Earth and Future” dijadwalkan akan diadakan secara hybrid di Jakarta pada 26 Oktober. , 2022, di Sekitar 60 negara diharapkan hadir untuk membahas kemajuan dalam pelaksanaan tahap pertama Rencana Aksi (2018-2022). Dalam pertemuan tersebut, Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko akan menjadi ketua konferensi didampingi oleh 2 orang wakil ketua yang nantinya akan ditunjuk oleh UN ESCAP.
Sekretaris Eksekutif ESCAP Armida Salsiah Alisjahbana mengatakan: “Konferensi tingkat menteri ini adalah kesempatan yang sangat baik untuk memperbarui komitmen dan juga menyepakati inisiatif bersama baru yang akan mempercepat implementasi Rencana Aksi ketika memasuki fase II (2022-2026).
“Saya yakin semangat kerjasama dan solidaritas yang sama seperti pada Konferensi Tingkat Menteri sebelumnya pada tahun 2018 ketika kami mengadopsi Action Plan akan terus berlanjut seiring dengan implementasi fase kedua dari Asia-Pacific Action Plan (2022-2026). ),” dia berkata.
Presiden Republik Indonesia Joko Widodo mengatakan bahwa sebagai negara kepulauan terbesar, Indonesia telah menyadari pentingnya penggunaan teknologi dan inovasi, termasuk teknologi antariksa, untuk mendukung eksplorasi dan pemantauan sumber daya alam, perubahan iklim, bencana alam, dan pembangunan masyarakat.
Presiden juga menyampaikan berbagai penggunaan data satelit yang digunakan untuk berbagai aplikasi di seluruh Indonesia untuk pemantauan tutupan lahan, hutan dan perkebunan, tahap pertumbuhan padi, zona perikanan potensial, dampak perubahan iklim dan untuk informasi bantuan bencana seperti tsunami di Palu tahun 2018, Letusan Gunung Krakatau tahun 2019, banjir di Banten tahun 2020 dan gempa bumi di Sulawesi Barat tahun 2021.
BACA JUGA:Layanan jaringan 5G SpaceX diuji oleh pesaing
Tahun itu, Indonesia juga dinobatkan sebagai tuan rumah G20 atau forum G20. Forum G20 juga digunakan untuk mewakili kepentingan negara berkembang, khususnya di bidang kesehatan, transformasi digital, transisi energi, dan ketahanan pangan. Area-area ini sangat konsisten dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.