Berdasarkan gejalanya, ada dua jenis polio.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kementerian Kesehatan mengklasifikasikan polio sebagai kejadian luar biasa (KLB) setelah menemukan kasus di Aceh pada awal November. Orang tua harus meningkatkan kewaspadaan dengan mengenali dan mencegah gejalanya agar anaknya tidak tertular.
Manajer Senior Pemasaran Konten Medis, Dr. Abi Noya mengatakan polio adalah penyakit saraf yang dapat menyebabkan kelumpuhan permanen yang disebabkan oleh infeksi virus yang sangat menular. “Penularan virus polio dapat terjadi melalui kontak langsung dengan kotoran penderita polio atau melalui konsumsi makanan dan minuman yang terkontaminasi virus polio,” kata Abi, Selasa (29/11/2022).
Berdasarkan gejalanya, polio dibedakan menjadi dua jenis, yaitu polio yang tidak menyebabkan kelumpuhan (non paralisis) dan polio yang menyebabkan kelumpuhan (paralisis). Polio non-paralitik menyebabkan gejala seperti demam, sakit kepala, sakit tenggorokan, muntah, kelemahan otot, kaku pada leher dan punggung, serta nyeri dan mati rasa pada lengan atau kaki. Gejala tersebut dapat berlangsung 1-10 hari dan akan hilang dengan sendirinya.
Pada polio paralitik, gejala awalnya sama dengan polio nonparalitik. Namun setelah seminggu, gejala lain mengikuti, seperti hilangnya refleks tubuh, ketegangan otot yang menyakitkan, dan kaki atau lengan yang lemah.
Abi mengatakan akan sulit menangani jika sudah terkena polio. Selain itu, obat-obatan yang tersedia saat ini hanya dapat meringankan gejala, memperlambat perkembangan penyakit dan mencegah komplikasi, tetapi tidak dapat menyembuhkan polio sepenuhnya.
“Jadi jangan remehkan pepatah yang sudah sering kita dengar, bahwa mencegah lebih baik daripada mengobati. Dengan mengikuti program imunisasi dasar yang dicanangkan pemerintah melalui program Departemen Kesehatan, kita dapat mencegah bahkan menghentikan penyebaran penyakit polio,” ujarnya Abi.
Berdasarkan anjuran Ikatan Dokter Anak Indonesia, vaksin polio oral (OPV) yang ditempatkan di mulut bayi dapat diberikan segera setelah lahir, kemudian pada usia 2, 3, 4, dan 18 bulan.
Untuk memastikan kebutuhan imunisasi anak sesuai dengan usianya, orang tua dapat mengunjungi Puskesmas atau Posyandu terdekat dengan tempat tinggalnya. Selain itu, penting juga bagi orang tua untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan anak. Jika anak menunjukkan gejala polio, segera periksakan ke dokter anak.
Sumber: Antara