JAKARTA – Suar Matahari yang tiba-tiba meledak dari area magnetisme padat di permukaannya, menyebabkan pemadaman radio sementara di sebagian Australia dan seluruh Selandia Baru.
Suar matahari kelas M5 terekam Solar Dynamics Observatory NASA saat meletus dari sunspot AR3141 pada pukul 07:11 WIB kemarin, Minggu (6/11/2022).
Menurut Live Science, Rabu (9/11/2022), suar tersebut diyakini telah menghasilkan gelombang radiasi yang mampu mengionisasi atmosfer Bumi.
Bintik matahari adalah area gelap di permukaannya di mana medan magnet kuat yang diciptakan oleh aliran muatan listrik bergabung menjadi kusut sebelum tiba-tiba runtuh.
Pelepasan energi yang dihasilkan memicu semburan radiasi yang disebut solar flare dan pancaran material matahari yang disebut coronal mass ejections (CMEs). CME menyertai suar ini, tetapi tidak ditujukan ke Bumi.
Suar matahari meletus secara tak terduga, mengejutkan para ilmuwan. Mereka juga meminta maaf karena tidak dapat melihat ledakan ini, jadi tidak ada alarm peringatan yang diberikan.
National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA) mengklasifikasikan jilatan api matahari menjadi lima kategori, yaitu A, B, CM, dan X, berdasarkan intensitas sinar-X yang dipancarkannya, dengan masing-masing tingkatan menjadi 10 kali intensitas terakhir.
Begitu mereka mencapai Bumi, sinar-X dan sinar UV yang dihasilkan oleh pancaran Matahari mengionisasi atom-atom di atmosfer, membuat gelombang radio frekuensi tinggi tidak mungkin memantulkannya dan menyebabkan pemadaman radio.