
sumber gambar, ANINDITA PRADANA/BBC BERITA INDONESIA
Uli berharap pemerintah Malaysia lebih memperhatikan tenaga kerja asing hasil pemilu 2022.
Sekitar 1,7 juta pekerja migran Indonesia terkena dampak perubahan pemerintahan dan perubahan politik di Malaysia, meski tidak memiliki hak pilih dalam pemilihan umum.
Sejak pemilu 2018 hingga pemilihan umum pada Sabtu (19/11), sudah ada tiga perdana menteri dengan kabinet dan kebijakan perburuhan yang berbeda, meski Malaysia sangat membutuhkan tenaga kerja asing.
Realitas ini tergambar jelas di sebuah toko di kawasan Batu, Kuala Lumpur.
Saya singgah di kedai Hasan setelah meliput kampanye dapil Batu.
Porsi demi porsi nasi goreng yang dimasak dalam wajan. Sekitar delapan meja terisi untuk makan malam. Tiga pekerja tampak sibuk melayani tamu. Hasan bahkan harus turun tangan meracik minuman karena pekerjanya hanya lima orang. Idealnya 20 orang.
“Dulu kami buka 24 jam sehari, tapi sekarang tidak bisa. Akibatnya, produktivitas rendah. Padahal, ada kekurangan tenaga kerja, tenaga kerja dari luar negeri. Sedangkan untuk restoran, masyarakat setempat tidak suka bekerja di restoran tersebut. Jadi kami berharap pemerintah memberikan kelonggaran untuk mendapatkan tenaga kerja dari India, Bangladesh, dan Indonesia,” kata Hasan.
sumber gambar, Berita BBC Indonesia
Hasan dulu menjalankan toko 24 jam sehari, tapi sekarang tutup jam 9 malam karena kekurangan staf.
Hasan menaruh harapan pada pemerintahan baru agar pengurusan izin kerja asing kini dipermudah karena adanya percepatan pemilu.
Mengapur pekerja tidak berdokumen?
Kekhawatiran itu beralasan. Negara itu menghadapi kekurangan setidaknya 1,2 juta pekerja, menurut pemerintah Malaysia, setelah pandemi mendorong banyak pekerja asing, termasuk dari Indonesia, untuk pulang.
Namun sebenarnya ada jalan, jika ada kemauan politik dan komitmen dari pemerintah terpilih, misalnya melalui jalur pemutih untuk pekerja tidak berdokumen yang sudah ada di Malaysia.
“Saya berharap pemerintah memperhatikan kami para pekerja asing. Tahun-tahun sebelumnya banyak teman yang punya dokumen, tapi kemudian ada Covid-19, jadi ada masalah tidak punya dokumen karena kami kesulitan mengurus izin,” kata Uli, pekerja rumah tangga asal Semarang.
sumber gambar, ANINDITA PRADANA/BBC BERITA INDONESIA
Pekerja asing menempati begitu banyak pekerjaan yang tidak menarik bagi penduduk setempat.
Uli sendiri sudah bekerja di Malaysia selama 12 tahun dan memiliki dokumen lengkap termasuk izin kerja. Tapi dia tahu banyak rekan Indonesia yang surat-suratnya sudah kadaluwarsa.
“Jadi saya berharap akan lebih mudah mendapatkan izin kerja untuk tinggal dan bekerja di sini. Sehingga tenaga kerja asing dapat bekerja dengan nyaman,” imbuhnya.
Pada tahun 2011, pemerintah Malaysia memperkenalkan program pemutihan tenaga kerja asing ilegal. Tenaga kerja asing yang tidak berdokumen diberikan kesempatan untuk mengajukan izin. Program ini disambut baik oleh industri dan pekerja.
Belum jelas seperti apa kebijakan perburuhan pemerintah Malaysia yang baru. Dari berbagai manifesto partai politik atau gabungan partai politik, persoalan ini belum banyak diangkat.
Selama kampanye pemilu di Sungai Buloh, Selangor, saya bertanya kepada politisi dan menteri kabinet terkemuka, Khairi Jamaluddin dari partai UMNO yang berkuasa, apa yang akan dilakukan partainya jika memenangkan pemilu.
“Untuk tenaga kerja di Malaysia, kita perlu mempertimbangkan proses yang lebih lancar untuk merekrut tenaga kerja dari negara tetangga. Namun pada saat yang sama, kita harus memastikan bahwa pekerja memiliki hak-hak tertentu yang ditegakkan sebagaimana mestinya,” kata KJ, sapaan akrabnya.
“Namun dalam jangka panjang kita juga perlu mengurangi ketergantungan kita pada tenaga kerja asing di Malaysia dan itu akan mengarah pada proses transformasi ekonomi dimana ekonomi kita akan dibentuk agar tidak terlalu bergantung pada tenaga kerja asing,” lanjutnya. Jawab pertanyaan dari BBC News Indonesia.
Saya juga mengunjungi kampanye PKR di kawasan Bandar Tun Razak bersama juru bicara Wan Azizah Wan Ismail, mantan Wakil Perdana Menteri dan istri pemimpin oposisi Anwar Ibrahim.
sumber gambar, Rohmatin Bonasir/BBC News Indonesia
Safikah menuntut agar generasi muda diberi kesempatan utama untuk mengisi pasar kerja.
Ada banyak anak muda di daerah pemilihan. Selain kantor pos, saya bertemu Safikah. Dia menilai, mengutamakan tenaga kerja lokal diperlukan untuk mengatasi ketergantungan Malaysia terhadap tenaga kerja asing.
“Kita harus fokus pada generasi muda di Indonesia. Kita harus memprioritaskan anak muda Malaysia untuk kesempatan kerja. Padahal, anak-anak muda kita berbakat tapi tidak mendapatkan kesempatan. Jika kita bisa fokus pada anak muda Malaysia daripada pekerja luar,” katanya.
krisis gaji atadan krisis tenaga kerja
Namun, selama ini beredar anggapan bahwa masyarakat setempat tidak tertarik dengan kategori pekerjaan tiga D: kotor-kotor, berbahaya-berbahaya, dan sulit-sulit. Jenis pekerjaan ini berlangsung di sektor padat karya seperti konstruksi dan perkebunan.
sumber gambar, Rohmatin Bonasir/BBC News Indonesia
Dr Sharifah Nursyahidah Syed Annuar bertanya apakah benar ada kekurangan tenaga kerja.
Stigma pekerjaan “tiga-D” akan hilang dengan sendirinya saat tingkat gaji naik, kata seorang akademisi yang banyak melakukan penelitian ketenagakerjaan. Jadi pertama-tama, ada sesuatu yang patut ditanyakan.
“Apakah ini benar-benar krisis? kekurangan tenaga kerja (Kurang tenaga kerja) apakah ini masalahnya atau mungkin masalah yang lebih nyata? kurangnya upah ketika majikan atau perusahaan menawarkan upah yang sangat rendah yang membuat pekerja enggan datang ke Malaysia,” kata Dosen Universitas Kebangsaan Malaysia Dr. Sharifah Nursyahidah Syed Annuar.
Dia setuju dengan satu konstituen, Safikah, bahwa ada pasokan tenaga kerja yang memadai di negara ini.
“Namun permasalahannya TKI adalah TKI yang lebih rela dan mau mendapatkan gaji yang lebih murah,” lanjut Dr. Sharifah
Masalah ini bukan hal baru, meski gaji minimal 1.500 ringgit atau sekitar Rp 5 juta per bulan sudah ada.
Dan persoalan buruh semakin jelas ketika saya mendengar pembahasan di Perhimpunan Pekerja Rumah Tangga Migran Indonesia, atau Pertimig, di Kuala Lumpur, Minggu (13/11).
sumber gambar, ANINDITA PRADANA/BBC BERITA INDONESIA
Nasrikah selaku pendiri Pertimig mengajak anggota baru untuk mencermati permasalahan yang dihadapi PRT dan memahami hak-hak mereka.
Puluhan pekerja rumah tangga berpartisipasi sebagai anggota baru. banyak keluhan Anda; Gaji yang rendah tidak sesuai dengan beban kerja dan batas minimal gaji dalam hal pengaduan kekerasan.
Dengan suara tercekat, seorang ibu menceritakan bagaimana ia dimarahi majikannya karena memindahkan kursi, dimarahi saat berkomunikasi dengan temannya. Bahkan ia menjadi sasaran kemarahan saat berbicara dengan kucing.
Sebagian besar kasus melibatkan penolakan gaji.
“Dari pengalaman saya mendampingi Pertimig dari 2021 hingga 2022, ratusan kasus sudah kami tangani, mayoritas gajinya belum dibayarkan. Dari gaji yang belum dibayar itu, gajinya lumayan besar. Ada satu juta ringgit Malaysia,” kata Nasrikah, Founder dan Founder Pertimig Advisors.
Jumlah kumulatif tersebut terbilang fantastis mengingat klub ini dikelola dengan hanya beranggotakan sekitar 70 orang.
Tenaga kerja sedang bergerak
Menjelang pemilihan umum, berbagai isu pekerja rumah tangga Indonesia kembali mengemuka di Malaysia. Pemerintah juga berubah, dan peraturan yang mempengaruhi mereka juga bisa berubah.
“Siapa pun pemenangnya, kami tentu berharap masalah ketenagakerjaan ini dapat menjadi prioritas dalam pengembangan hubungan bilateral dengan Indonesia,” ujar Duta Besar RI untuk Malaysia Hermono.
Mengingat, persoalan yang dihadapi TKI, khususnya terkait perlindungan hak-haknya, seringkali “menjadi persoalan yang notabene menimbulkan semacam friksi dalam hubungan bilateral”.
Pemerintah baru akan memiliki kemauan politik dan komitmen untuk mengatasi masalah yang dihadapi buruh migran.
“Karena selama ini jika melihat pemerintahan sebelumnya selalu mengalami kesulitan, mengingat pemerintahan sebelumnya merupakan pemerintahan koalisi beberapa partai politik, yang dalam hal kebijakan terhadap Indonesia tidak selalu berpihak antara partai politik dan satu lagi,” katanya. jelas Dubes Hermono.
Sekitar 1,7 juta pekerja Indonesia di Malaysia saat ini berada di tengah pusaran pergantian rezim dan diperkirakan akan tetap tidak berdaya.
Dosen Universitas Kebangsaan Malaysia Sharifah Nursyahidah Syed Annuar tidak heran jika tidak ada keberlanjutan kebijakan perburuan, bahkan untuk pekerja rumah tangga.
“Hukum tentang ini juga berbeda-beda. Kemarin ada niat untuk melaksanakan kontrak kerja, namun diundur lagi menjadi Januari 2023. Lalu kenapa ditunda? Ada keberatan dari pengusaha, perusahaan dan sebagainya. Apalagi kalau kita bilang buruh migran, ambingnya lebih berosilasi.” Begitulah vonisnya.
Namun, dia yakin masalah itu bisa diselesaikan jika ada kemauan politik dari Indonesia sebagai negara pengirim dan Malaysia sebagai negara penerima.
sumber gambar, ANINDITA PRADANA/BBC BERITA INDONESIA
Binti Rosidah mengaku hanya bisa berharap regulasi perburuan berpihak pada buruh migran seperti dirinya.
Sebelum pindah ke sana, Binti Rosidah yang sudah bekerja dengan satu majikan di Malaysia selama 15 tahun hanya bisa berharap pemerintah baru memberikan jaminan lebih.
“Regulasi yang diberikan politisi di sini memberi ruang bagi pekerja migran. Karena kami juga memberikan kontribusi di sini. Sebagai pendatang, saya juga berusaha mematuhi peraturan di sini. Tapi sebagai karyawan saya juga punya hak,” ujarnya.
Ditemukan bahwa meskipun pekerja rumah tangga telah diakui sebagai pekerja di Malaysia, hak-hak pekerja rumah tangga masih dikecualikan dari hak-hak di sektor lain, termasuk upah minimum dan hari libur.
Keberadaan dan peran tenaga kerja asing asal Indonesia tidak terkecuali dan mudah ditemui di mana-mana. Misalnya di KL Central, stasiun kereta api terbesar di jantung kota Kuala Lumpur. Stasiun di ibu kota Malaysia ini dilewati begitu banyak penumpang; Pekerja toko, restoran, dan rumah tangga adalah beberapa di antaranya.
Toko-toko dan restoran di stasiun juga dipenuhi pekerja dari luar negeri. Tenaga kerja lokal juga banyak. Mereka semua turut andil dalam menggerakkan roda perekonomian negara ini.