Musim Penghujan, Kasus DBD Di Kabupaten Blitar Meningkat

Eko Wahyudi, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar

Kabupaten Blitar, Bhirawa.

Terjadinya hujan lebat di Kabupaten Blitar juga berimbas pada peningkatan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Blitar.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar Eko Wahyudi mengatakan Kabupaten Blitar saat ini mengalami peningkatan kasus DBD yang cukup tajam dibandingkan tahun 2021, dimana per Oktober 2022 saja, data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar menyajikan jumlah kasus DBD. kasus telah mencapai 338, dan 3 di antaranya meninggal.

“Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Blitar, tahun ini terjadi peningkatan kasus DBD paling tajam pada Januari, yakni 99 kasus,” kata Eko Wahyudi.

Eko melanjutkan, peningkatan kasus di bulan Oktober ini menjadi perhatian serius bagi pihaknya bersama OPD terkait lainnya untuk melakukan berbagai upaya agar kasus DBD tidak semakin meningkat.

“Dengan tiga kematian DBD Januari-Oktober tahun ini, kami berharap akhir tahun sudah tidak ada lagi,” katanya.

Bahkan Eko menyebutkan jumlah kasus DBD tahun ini juga meningkat cukup tajam menjadi 338 kasus. Ini meningkat dua kali lipat dari tahun 2021, ketika kasus DBD hanya mencapai 140 orang di Kabupaten Blitar, di mana pihaknya telah melakukan berbagai upaya untuk mencegah DBD, mulai dari pengasapan hingga pemantauan jentik nyamuk di setiap rumah.

“Namun kasus DBD di Kabupaten Blitar terus menunjukkan peningkatan yang tajam dibandingkan tahun lalu, dimana terdapat berbagai faktor dan salah satunya adalah cuaca buruk yang terus terjadi dimana sering hujan dan panas yang merupakan perkembangannya. nyamuk Aedes Aegypti berkembang biak lebih cepat,” jelasnya.

Eko menambahkan, mayoritas kasus DBD di Kabupaten Blitar sendiri terjadi pada mereka yang berusia 5 hingga 14 tahun atau 47 persen kasus DBD di Kabupaten Blitar, sedangkan pada orang dewasa hanya 37 persen dari seluruh kasus DBD yang dilakukan pada tahun ini.

Dari kasus tersebut, terdapat 3 kecamatan yang jumlah kasus DBD cukup tinggi yaitu Kecamatan Nglegok 40 kasus, Kecamatan Sanan Kulon 32 kasus dan Kabupaten Kanigoro 34 kasus, tambahnya. [htn.gat]