Pemkab Pidie Tetapkan Status KLB untuk Kasus Polio yang Serang Bocah 7 tahun Halaman all

BANDA ACEH, KOMPAS.com – Pemerintah Kabupaten Pidie, Aceh telah mengklasifikasikan deteksi kasus polio di Pidie sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).

Hal itu diungkapkan Plt Bupati Pidie Wahyudi Adisiswanto usai menerima laporan ada seorang anak yang dinyatakan positif terkena virus polio.

Baca juga: Polio, Asal Usul Pemberantasannya di Indonesia

“Dengan ditemukannya kasus polio di Pidie, kami nyatakan ini kejadian luar biasa karena seperti yang kita ketahui, Indonesia dan negara Asia Tenggara lainnya telah dinyatakan bebas polio dan dunia saat ini bergerak menuju pemberantasan untuk mengeliminasi polio dari semua negara.” kata Wahyudi, Jumat (18/11/2022) di kantor Bupati Pidie.

Baca Juga : Sejarah Vaksin Polio

Kasus polio, atau kelumpuhan, pada anak yang ditemukan di Pidie telah dikonfirmasi oleh hasil tes laboratorium oleh Prof. Sri Oemijati dari Kementerian Kesehatan Jakarta, laboratorium rujukan nasional.

“Anak tersebut berinisial A, 7 tahun, awalnya mengalami demam, kemudian nyeri pada persendian dan lemas pada anggota gerak. Setelah dilakukan pemeriksaan fisik dan laboratorium, diketahui pasien terinfeksi virus polio,” kata Wahyudi.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Dinas Kesehatan Pidie dr. Arika Aboebakar mengatakan, pihaknya bersama tim dari Dinas Kesehatan Aceh, Kemenkes, WHO dan UNICEF telah melakukan respon awal atas kejadian ini berupa penyelidikan epidemiologi (PE), termasuk mencari lebih banyak kasus di wilayah tersebut. daerah yang terkena dampak, baik di masyarakat maupun melalui kunjungan ke puskesmas dan rumah sakit setempat.

Mereka lakukan tinjauan Cakupan vaksinasi dan penilaian kondisi sosial untuk mengetahui bagaimana masyarakat di daerah terdampak menerima vaksinasi.

Selain itu, koordinasi dan aktivasi Tim Aksi Cepat (TGC) segera dilakukan.

“Perlu diketahui bahwa virus polio ditularkan melalui air yang terkontaminasi tinja yang mengandung virus polio. Jika virus ini masuk ke dalam tubuh anak yang belum mendapat vaksin polio lengkap, maka virus akan berkembang biak, masuk ke saluran pencernaan dan menyerang sistem saraf anak yang dapat mengakibatkan kelumpuhan,” kata Arika.

“Hal ini bisa terjadi ketika cakupan vaksinasi rendah dalam jangka waktu yang lama. Ditambah lagi dengan kondisi kebersihan lingkungan yang buruk, seperti BABS,” jelas Arika.

Arika menambahkan, dokter spesialis anak menjenguk pasien dan disarankan menjalani rehabilitasi medis.

Dinas Kesehatan Pidie juga memfasilitasi rujukan ke RS T Chik Ditiro melalui Puskesmas Mane.

Arika mengatakan untuk mengatasi wabah, sesuai arahan tim panitia ahli, akan dilakukan respon vaksinasi dengan pemberian vaksin polio-drip pada semua anak usia 0 sampai <13 tahun untuk menginduksi kekebalan terhadap polio, dan untuk memperkuat daya tahan tubuh terhadap polio. sistem surveilans untuk deteksi cepat kasus kelumpuhan tiba-tiba atrofi di masyarakat.

“Target imunisasi 95 persen dan merata di seluruh wilayah sehingga kekebalan masyarakat dapat tercapai,” ujarnya.

Pemerintah Kabupaten Pidie juga akan segera meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya vaksinasi rutin dan kebiasaan hidup bersih dan sehat, khususnya buang air besar di jamban.

Melibatkan semua pihak mulai dari pimpinan daerah dan satuan kerja perangkat daerah, tokoh agama, tokoh masyarakat, karang taruna, PKK, asosiasi profesi, ormas, lembaga pendidikan, kader, akademisi, media massa dan pihak swasta untuk mendukung pencegahan terjadinya penularan virus polio. .

Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan Aceh Iman Murahman mengatakan, tren imunisasi dasar lengkap (IDL) di Provinsi Aceh terus menurun dalam lima tahun terakhir.

Padahal IDL adalah wajib bahkan untuk anak usia dini atau anak kecil, mengingat pertahanan atau imunitas anak belum kuat dan berfungsi sebagai imunitas untuk mencegah penyakit menular.

Untuk tahun 2017 cakupan IDL Aceh 59,7 persen, 2018 58 persen, 2019 48,9 persen, 2020 42,7 persen, dan 2021 38,4 persen.

“Tren menuju imunisasi dasar lengkap di Aceh setiap tahunnya menurun,” kata Iman Murahman.

Cakupan IDL Aceh, kata dia, juga terendah secara nasional, yakni sekitar 11,8 persen dari target nasional 54,6 persen.

“Bisa dibilang dari total 6.507 desa di Aceh untuk Universal Child Immunization (UCI), hanya 24,9 persen yang mendapatkan vaksinasi lengkap atau tiga perempatnya,” kata Iman.


dapatkan pembaruan Pesan yang Disarankan dan berita terkini setiap hari dari Kompas.com. Yuk gabung di grup Telegram “Kompas.com News Update” caranya klik link lalu gabung. Anda harus menginstal aplikasi Telegram terlebih dahulu di ponsel Anda.