Memuat…
Secara resmi bernama Kepler 1658b, planet ekstrasurya pertama yang ditemukan oleh teleskop luar angkasa Kepler berada di ambang kiamat. Foto/Berita Sains
Teleskop Kepler diluncurkan pada 2009 dalam misi menemukan planet ekstrasurya yang lewat di depan bintangnya. Planet potensial pertama yang terlihat oleh teleskop awalnya dianggap sebagai alarm palsu, tetapi pada 2019 astronom Ashley Chontos dan rekan-rekannya membuktikan bahwa itu nyata.
Namun, pada titik ini, Chontos memperkirakan nasib planet Kepler 1658b terancam hancur atau dikenal juga sebagai ujung dunia karena bergerak menuju pusat tata surya. “Itu secara tragis berputar menuju bintang induknya,” kata Chontos dari Princeton University, dikutip sciencenews Senin (19/12/2022).
Baca juga; Para astronom memperkirakan ada miliaran planet yang mirip Bumi
Seukuran Jupiter, planet ini sangat panas dan mengorbit bintangnya setiap tiga hari. Dalam pengamatan lanjutan dari 2019 hingga 2022, planet tersebut terus melewati bintang lebih awal dari yang diperkirakan. “Akhirnya akan ditelan,” kata Chontos dan rekannya pada 19 Desember 2022, Astrophysical Journal Letters.
Data gabungan dari Kepler dan teleskop lain menunjukkan bahwa planet tersebut semakin dekat dengan bintangnya. Diperkirakan planet Kepler 1658b memiliki sisa waktu sekitar 2,5 juta tahun sebelum menghadapi kematian yang berapi-api.
“Anda dapat melihat bahwa interval antara transit menyusut sangat lambat tetapi sangat konsisten dengan kecepatan 131 milidetik per tahun,” kata astrofisikawan Shreyas Vissapragada dari Pusat Astrofisika Harvard-Smithsonian di Cambridge, Massachusetts.
Kedengarannya tidak banyak. Namun jika tren ini berlanjut, planet ini hanya akan memiliki 2 juta atau 3 juta tahun untuk hidup. “Untuk sesuatu yang sudah ada selama 2 hingga 3 miliar tahun, itu cukup singkat,” kata Vissapragada.
Baca juga; Ilmuwan mengembangkan Icebot untuk menjelajahi planet beku
Jika masa hidup planet ini lebih dari 100 tahun manusia, ia akan memiliki sisa waktu lebih dari sebulan. Mempelajari Kepler 1658b saat menghilang akan membantu menjelaskan siklus hidup planet serupa.
“Dengan mempelajari bagaimana orbit menyusut dari waktu ke waktu, kita dapat lebih memahami nasib semua planet,” kata Vissapragada.
(wib)