
sumber gambar, antara foto
Sejumlah orang tua siswa membentangkan spanduk dan plakat saat unjuk rasa di SDN Pondok China 1, Depok, Jawa Barat, Kamis (11/10). Mereka menuntut pembangunan gedung sekolah baru sebelum lokasi Sekolah Dasar Negeri (SDN) Pondok China 1 dipindahkan ke masjid.
Pembangunan Masjid Raya di Kota Depok yang akan merobohkan gedung SD Negeri 1 Pondok Cina itu mendapat tentangan dari sejumlah orang tua dan aktivis HAM.
Namun, Wali Kota Depok Mohammad Idris tetap bersikukuh dengan rencana tersebut dengan dalih masjid tersebut sudah direncanakan sejak lama dan mendapat restu dari Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
Namun, Penasehat Dewan Masjid Indonesia Nasaruddin Umar meminta Pemkot Depok duduk bersama DPRD dan warganya untuk mencari solusi atas polemik ini.
Pembangunan masjid tidak boleh mengorbankan pendidikan karena “sama pentingnya”.
Sementara itu, peneliti Setara Institute, Halili Hasan, menyatakan pembangunan Masjid Raya di Kota Depok tidak mendesak karena sudah banyak masjid di sana.
Kegiatan belajar mengajar di SDN Pondok Cina 1 Kota Depok kembali dilakukan tanpa kehadiran guru.
Di kelas, anak-anak menerima materi pembelajaran dari seorang relawan. Kondisi ini sudah ada sejak Senin (14/1) lalu.
Salah satu orang tua, Ecy Tuasikal, masih menginginkan anaknya bersekolah di SDN Pondok Cina 1. Pasalnya, pindah ke sekolah baru hanya mempersulit orang tua.
“Aku disini Tidak Saya sendiri, ada orang tua dengan dua atau tiga anak yang bersekolah di sini. Sedangkan kebijakannya adalah menempatkan mereka di dua sekolah, otomatis akan dipisahkan, bagaimana kesibukan orang tuanya,” kata Ecy kepada wartawan Ary, melaporkan kepada BBC News Indonesia, Rabu (16/11).
sumber gambar, BBCINDONESIA
Kegiatan belajar mengajar di SDN Pondok Cina 1 Kota Depok kembali dilakukan tanpa kehadiran guru.
Pada akhir Agustus 2022, dalam rapat Dinas Pendidikan, kepala sekolah dan kepala sekolah, disebutkan bahwa siswa SDN Pondok Cina 1 akan dikelompokkan menjadi SDN Pondok Cina 3 dan SDN Pondok Cina 5.
Namun di sana, perwakilan orang tua siswa menolak rencana peleburan tersebut. Mereka bersikeras membangun sekolah baru.
Menurut Ecy, perpindahan tersebut akan menimbulkan masalah baru karena jadwal belajar mahasiswa dibagi menjadi dua, yaitu pagi dan siang.
“Itu akan menimbulkan masalah lain,” lanjut Ecy.
Orang tua siswa lain, Kurnia, juga setuju. Ia tetap menuntut sekolah baru dibangun dan tidak digabung dengan sekolah lain.
“Kami orang tua SD Pondok Cina 1 tidak keberatan dipindahkan, tapi harus satu gedung dan waktu belajar harus normal seperti biasa,” kata Kurnia.
“Tidak pernah ada kesepakatan tentang langkah ini,” katanya.
Mengapa sekolah diubah menjadi masjid?
sumber gambar, KOMPAS.COM
SDN Pondok China 1 ramai diperbincangkan masyarakat setelah video yang memperlihatkan akses ditutup akibat pembangunan trotoar di Jalan Margonda Raya viral di media sosial.
SDN Pondok China 1 ramai diperbincangkan masyarakat setelah video yang memperlihatkan akses ditutup akibat pembangunan trotoar di Jalan Margonda Raya viral di media sosial.
Belakangan ternyata pembangunan trotoar itu dilakukan dengan sengaja dan sesuai rencana kerja Pemkot Depok. Pasalnya, gedung SDN 1 Pondok Cina sedang dibersihkan untuk dijadikan masjid.
Namun polemik pembangunan masjid di halaman sekolah sebenarnya sudah berlangsung lama.
Berawal dari permintaan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang mengaku kesulitan mencari masjid di Jalan Raya Margonda.
Ridwan Kamil kemudian memerintahkan Wali Kota Depok untuk mencari lahan strategis yang kosong untuk pembangunan masjid agung tersebut.
Namun, karena tanah yang belum dibangun di Margonda harganya lebih dari Rp 30 juta per meter, Ridwan Kamil mengajukan konversi aset Pemkot Depok.
Pilihan jatuh pada SD Negeri Pondok Cina 1.
Pada 14 Februari 2022, Ridwan Kamil dan Walikota Depok berkunjung ke sana. Kemudian, pada Juni lalu, Wali Kota Depok mengirimkan surat kepada dinas pendidikan terkait pemindahan tugas sekolah dan usulan pencabutan SDN Pondok Cina 1 dari inventaris dinas pendidikan.
Rencananya pembangunan masjid tersebut akan dimulai pada awal tahun 2023 dengan dana APBD senilai Rp18,8 miliar dari Provinsi Jawa Barat.
sumber gambar, ANTARA FOTO
Ilustrasi foto. Sebagai informasi di Indonesia, masjid terbanyak berada di Jawa Barat yakni 59.240 unit.
Masjid ini akan berdiri di atas lahan seluas 1.603 meter persegi dan diperkirakan selesai pada Agustus 2023.
Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman Kota Depok Dudi Mi’raz dalam keterangannya dikutip Diantaradan mengklaim Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) telah menandatangani kesepakatan dengan perwakilan masyarakat.
“Ada terlalu banyak masjid”
sumber gambar, ANTARA FOTO
Sejumlah siswa melintasi jalan darurat yang dibangun sekolah saat pulang sekolah di SD Pondok China 1, Depok, Jawa Barat, Rabu (11/9/2022).
Menanggapi penolakan keras untuk membangun masjid di kampus sekolah, Walikota Depok Mohammad Idris berjanji akan menyediakan tanah dan gedung sekolah baru untuk SDN Pondok China 1.
Menurut dia, rencana pemberian lahan dan bangunan baru sedang digodok. Untuk sementara, dia meminta para siswa dipindah ke sekolah lain.
Sementara itu, anggota DPRD Kota Depok, Babai Suhaimi, meminta Pemkot Depok menunda pembangunan masjid hingga gedung sekolah baru tersedia.
Babai juga meminta agar fasilitas belajar mengajar yang sudah dicabut segera dikembalikan dan anak-anak bisa bersekolah seperti biasa.
“Merupakan hak siswa bahwa proses belajar mengajar di SDN Pondok Cina 1 tetap berjalan dan semua sarana dan prasarana karena siswa dikembalikan dan staf serta guru dan siswa harus berpakaian normal tidak termasuk PKBM”, ujarnya.
Peneliti Setara Institute, Halili Hasan, mengatakan, keputusan Pemkot Depok untuk meruntuhkan gedung sekolah untuk dijadikan masjid “tidak bisa diterima”.
Mengacu pada kepentingan umum, menurutnya sekolah lebih dibutuhkan daripada masjid yang menurutnya terlalu banyak.
Sebagai informasi di Indonesia, masjid terbanyak berada di Jawa Barat yakni 59.240 unit.
Data Direktorat Jenderal Bimbingan Umat Islam Kementerian Agama mencatat, di Depok saja terdapat 706 masjid, sementara musala sebanyak 240 buah. Sedangkan jumlah SD di Kota Depok hanya separuh masjid.
Sedangkan di Kabupaten Beji – lokasi penggusuran sekolah – terdapat 83 masjid dan 17 mushola.
“Saya kira kita tidak kekurangan masjid. Di Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam, Anda akan menemukan masjid di setiap kilometernya. Jadi tidak mendesak membangun masjid yang juga mengorbankan lembaga pendidikan,” kata Halili Hasan kepada BBC News Indonesia, Rabu (16/11).
sumber gambar, BBCINDONESIA
Anggota DPRD Kota Depok, Babai Suhaimi, meminta Pemkot Depok menunda pembangunan masjid hingga gedung sekolah baru tersedia.
Halili menjelaskan, ada beberapa hal yang membuat kebijakan Kota Depok lebih mementingkan simbolisasi agama Islam.
Pertama, karena kepentingan politik pejabat daerah masih kuat dan tidak berubah ke arah “Islamisme konservatif”, dan kedua, tokoh agama di Depok secara kultural didominasi oleh kelompok FPI dan HTI.
“Jadi kalau ditanya apakah ada ketimpangan hubungan antara bagian-bagian yang mempengaruhi kebijakan publik? Jawabannya ya, jadi tren kebijakan dan pemerintahan di Depok memang diistimewakan dengan simbolisme Islam,” tambah Halili.
“Dibanding menganggarkan dana yang cukup besar untuk peningkatan kualitas pendidikan, lebih baik mereka mesjid yang sebenarnya sudah banyak.”
“Dan itu sebenarnya bentuk lain dari politisasi identitas terhadap birokrasi pemerintahan.”
Karena itu, Halili menilai Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Agama harus turun tangan menyelesaikan kontroversi pembangunan masjid di lokasi SDN 1 Pondok Cina.
Bagaimanapun, kotamadya harus bekerja dan menggunakan anggaran nasional untuk kepentingan semua pihak.
“Ketika masjid cenderung mengorbankan lembaga publik lainnya, Kanwil Kemenag harus bisa berperan sebagai mediasi atau memberikan pendapat bagaimana keberagaman harus ditata dalam program dan anggaran.”