Pro Kontra Muncul Buntut Saran Cawapres Tak Populer dari JK ke Anies

jakarta

Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla (JK) menasehati calon presiden Partai NasDem (Capres) Anies Baswedan tentang calon wakil presiden (cawapres) bukan karena popularitasnya. Usulan JK tersebut membawa seluk beluk Koalisi Perubahan, kini berteman dengan Anies.

JK menyarankan agar Anies memilih cawapres, seseorang yang berpengalaman mendukung presiden. Menurut JK, popularitas bukanlah faktor utama dalam menentukan calon wakil presiden.

“Awalnya anggota parlemen tidak dinilai dari popularitas, tapi seberapa berpengalaman dia membantu Presiden. Cek semuanya,” kata JK, Jumat (28/10) di Hotel Kempinski, Jakarta Pusat.

JK mencontohkan nomor Wapres Boediono ke-11 dan Wapres Ma’ruf Amin sebagai contoh. Menurutnya, kedua tokoh tersebut mampu membantu presiden bahkan tanpa berkampanye.

“(Misalnya) saya dua kali jadi Wakil Presiden, Pak Boediono, Pak Kiai (Ma’ruf). Pernah berjuang? Tidak pernah. Harus harus, harus bekerja dengan baik.

JK mengakui kelayakan dan popularitas akan menjadi tolak ukur calon wakil presiden yang dipilih Anies. Namun, dia yakin publik akan menilai apakah karakter tersebut bisa bekerja dengan baik atau sebaliknya.

“Tentu saja, dalam pemilihan, ya. Tapi kelayakan itu terlihat dari apa yang dia lakukan sekarang. Harus seperti itu… tapi orang akan menilai apakah dia layak bekerja atau tidak,” katanya.

NasDem: Bisakah Anda menang atau tidak?

Partai NasDem yang menyebut Anies membicarakan calon wakil presiden ideal yang populer dan bisa bekerja. Menurut NasDem, popularitas dan karya cawapres yang mendampingi Anies harus diperhitungkan.

“Kalau tidak populer bisa menang? Itu masalahnya. Jadi idealnya yang populer dan bisa bekerja. Jadi siapa yang populer dan bekerja? Ya banyak,” kata Ketua Umum DPP NasDem Effendi Choirie atau Gus Choi, kepada wartawan, Sabtu (29/10).

Gus Choi menyebut sejumlah nama yang menurutnya populer – bekerja, tidak populer – bekerja, populer – tidak berpengalaman. Nama-nama tersebut memang dikaitkan dengan Anies yang digadang-gadang menjadi calon wakil presiden 2024.

“Khofifah populer dan bisa bekerja, kan? Pokoknya NU dan perempuan bisa bekerja. AHY tidak punya pengalaman, (tapi) populer, tidak punya pengalaman. Mungkin juga populer, dua periode sebagai gubernur, pasti bisa bekerja,” kata Gus Choi.