Puskesmas Jaksel layani pengobatan ribuan penderita HIV-AIDS

mayoritas berusia antara 24 dan 49 tahun

Jakarta (ANTARA) – Puskesmas di Jakarta Selatan merawat ribuan pasien Human Immunodefisiensi Virus Acquired Immunodeficiency Syndrome (HIV-AIDS) pada Desember 2022.

“Sekitar 5.800 orang yang hidup dengan HIV-AIDS (ODHIV) mencari pengobatan di Jakarta Selatan hingga saat ini,” ujar dr. Rathia Ayuningtyas dalam webinar memperingati Hari AIDS Sedunia di Jakarta, Jumat.

Rathia mengatakan mayoritas pasien yang mencari pengobatan berusia antara 24 dan 49 tahun dan tidak dapat mengidentifikasi negara asal mereka karena mereka tidak mau memberikan informasi tentang di mana mereka tinggal.

Menurut Rathia, penularan HIV-AIDS biasanya diawali dengan hubungan seks tanpa kondom yang dilakukan secara heterogen (berpasangan banyak) atau homoseksual (sesama jenis), transfusi darah, jarum suntik yang terkontaminasi, dan ibu ke bayi selama kehamilan, persalinan, atau menyusui. Memberi makan.

Yakni, obat yang dikonsumsi oleh penderita HIV-AIDS adalah Anti Retro Viral (ARV) untuk menekan jumlah virus dalam darah dan harus diminum tepat waktu seumur hidup.

“Pemerintah memberikan obat ARV secara cuma-cuma yang disediakan di rumah sakit rujukan ARV dan puskesmas di seluruh Indonesia,” ujarnya.

Sementara itu, dokter layanan primer Puskesmas Pancoran, dr. Mayitasari menambahkan, pihaknya kerap melakukan sosialisasi pencegahan HIV-AIDS.

“Biasanya kami sampaikan ke perusahaan atau sekolah. Cukup pakai surat undangan, kami akan turunkan tim,” kata Mayalitasari.

Dia meyakinkan bahwa jika pasien ditemukan positif HIV-AIDS, kerahasiaan pribadi mereka termasuk akses ke pengobatan dijamin karena petugas kesehatan memiliki kode etik untuk melindungi pasien.

Pasien dengan infeksi HIV-AIDS juga disarankan untuk mengunjungi RS Fatmawati dan Klinik Globalindo Setiabudi untuk mengakses pengobatan.

Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan mencatat sebanyak 12.865 warga di Jakarta Selatan terkena HIV-AIDS pada periode 2015-2021.

Sementara itu, Dinas Kesehatan DKI Jakarta telah membagikan data kaskade atau kasus kumulatif HIV hingga Juni 2022, dengan perkiraan 65.916 orang yang hidup dengan HIV di DKI Jakarta.

Baca Juga: KPAD: Cegah HIV dengan Hindari Perilaku Seksual Berisiko
Baca Juga: Dokter: Perawatan Pasien HIV yang Tidak Tepat Dapat Menyebabkan Komplikasi Neurologis
Baca Juga: Dokter: Jangan Campurkan Susu Formula dan ASI dari Ibu Penderita HIV

Reporter: Luthfia Miranda Putri
Penerbit: Ganet Aerospace
HAK CIPTA © ANTARA 2022