Studi Baru Ungkap Dampak Aneh dari Krisis Iklim Terhadap Satelit Luar Angkasa : Okezone techno

JAKARTA – Studi baru menunjukkan ada dampak dari krisis iklim ke satelit luar angkasa karena karbon dioksida menghalangi kemampuan Bumi untuk membersihkan atmosfer atasnya.

Diolah Futurism, Jumat (28/10/2022) sehingga objek orbit dekat Bumi, termasuk satelit antariksa, akan mengalami sedikit gangguan.

Efek ini tentu saja menjadi makanan lunak bagi perusahaan pemeliharaan satelit, tetapi ketidakmampuan Bumi untuk membersihkan dirinya sendiri karena kelebihan CO2 akan menambah banyak polusi dan sampah antariksa yang berbahaya.

“Puing-puing ruang angkasa menjadi masalah yang berkembang pesat bagi operator satelit karena risiko tabrakan. Penurunan jangka panjang pada padatan atmosfer semakin buruk,” kata Ingrid Cnossen, seorang peneliti di British Antarctic Survey.

Studi yang diterbitkan dalam jurnal Geophysical Research Letters, menggunakan model penelitian dari seluruh atmosfer untuk memeriksa bagaimana puncak wilayah yang membentang antara 90 km dan 498 km dari permukaan bumi telah berubah.

“Perubahan yang kami lihat selama 50 tahun terakhir antara iklim di atmosfer atas dan prediksi kami untuk 50 tahun ke depan adalah hasil dari emisi karbon dioksida,” lanjut Cnossen.

Dia juga menyebutkan bahwa gas rumah kaca sebenarnya memiliki efek sebaliknya pada atmosfer.

Karena partikel CO2 ini menyerap panas terbatas yang tersedia di sana, atmosfer menyusut dan mendingin, akhirnya membuat orbit satelit lebih mulus dan lebih lama, ditambah sampah yang disebabkan oleh pesawat ruang angkasa tua yang sudah mati.

Semua orang pada akhirnya akan kalah ketika sampah luar angkasa lepas kendali.

Satelit baru akan mengalami kesulitan bekerja di tempat barang rongsokan dekat orbit, dan orang-orang di darat dan di luar angkasa dapat menghadapi konsekuensi yang mengancam jiwa.

“Saya berharap pekerjaan ini akan membantu memandu tindakan yang tepat untuk mengendalikan masalah polusi ruang angkasa,” tambah Cnossen, “dan memastikan bahwa atmosfer bagian atas tetap menjadi sumber daya yang dapat digunakan di masa depan.”

(Amj)