PEMERINTAH mematikan transmisi televisi analog dengan beralih ke transmisi televisi digital per 1 November 2022. Namun, beberapa pihak terus mengeluhkan keputusan pemerintah yang menerapkannya matikan analog (ASO) atau mengakhiri siaran TV analog.
Salah satunya disampaikan anggota Komisi I DPR RI, Nurul Arifin. Ia menyayangkan keputusan pemerintah mematikan televisi analog, namun tidak memberikan solusi apapun di baliknya. Meskipun janji untuk mendistribusikan 6 juta unit set top box (STB), namun distribusinya tidak merata.
Belum lagi ada banyak STB di pasaran. Sebenarnya, menurut Nurul, bantuan STB seharusnya disalurkan terlebih dahulu. Baru kemudian dijual. “Logisnya saya beli 300.000 kemarin. Saya beli 3,350.000 naik. Lalu logikanya pas barang ada dipasaran yang ada di pikiran saya. Yang 6 juta harusnya dibagikan. Sisanya saja yang dijual. Barang ini keluar dan orang-orang berteriak,” jelas Nurul.
Juga, mendistribusikan STB tidak serta merta menyelesaikan masalah ASO. Pasalnya, setelah STB disalurkan, masih ada biaya yang harus ditanggung. Pemkot harus menanggung biaya pemasangan yang cukup besar.
“Instalasinya harus berbayar. Ada perlengkapan lain yang perlu dilengkapi. Belum membayar orang itu. Itu tidak masuk hitungan. Jadi tebakan saya sampai 1 juta atau berapa,” kata Nurul.