JAKARTA – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI mengimbau kepada nasabah dan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap berbagai jenis kejahatan perbankan dalam hal ini social engineering atau soceng yang dapat terjadi pada nasabah manapun tanpa memandang asal bank.
Seperti diketahui, kejahatan ini secara psikologis memanipulasi korban untuk melakukan langkah-langkah tertentu agar nasabah memberikan informasi pribadi atau kunci akses ke layanan “digital safe” atau mobile banking yang dimilikinya.
Kunci akses ini adalah nama pengguna dan kata sandi mobile banking, yang secara tidak sadar diberikan oleh pelanggan melalui situs web palsu.
BACA JUGA: Muncul penipuan pengiriman paket, berikut 5 aplikasi antivirus untuk smartphone
Jenis penipuan terbaru yang marak terjadi adalah ajakan memasang aplikasi yang mengatasnamakan jasa ekspedisi atau kurir untuk mengantarkan barang. Pelaku menyamar sebagai kurir dan mengirimkan file berekstensi APK kepada korban beserta foto paketnya.
Korban diminta untuk mengklik dan menginstal aplikasi tersebut. Selain itu, korban harus menyetujui hak akses (izin) terhadap aplikasi tersebut, sehingga dari situlah data pribadi yang tersimpan secara rahasia di ponsel korban dapat dicuri oleh pelaku.
Data yang dicuri bisa sangat beragam, data pribadi dan berbagai informasi yang diterima melalui SMS termasuk detail perbankan yang sensitif seperti OTP (One Time Password) dan data lainnya yang bisa didapatkan oleh penipu.
Corporate Secretary BRI Aestika Oryza Gunarto mengimbau nasabah dan masyarakat untuk lebih berhati-hati terhadap bentuk kejahatan perbankan ini. Ia juga berharap agar korban kejahatan perbankan tidak bertambah.
“Pelanggan harus selalu waspada terhadap berbagai jenis kejahatan rekayasa sosial. Kerahasiaan data pribadi dan data transaksi bank harus dijaga tidak hanya oleh pihak bank tetapi juga oleh nasabah,” ujarnya.
Aestika mengumumkan bahwa BRI terus mengimbau nasabah untuk lebih berhati-hati dan tidak mengunduh, memasang atau mengakses aplikasi tidak resmi.
Nasabah juga dihimbau untuk meningkatkan kewaspadaan dengan tidak mengungkapkan informasi pribadi atau perbankan yang bersifat sensitif (seperti user ID mobile banking, password, PIN, One Time Password/OTP, dll) kepada pihak ketiga manapun, termasuk yang mengatasnamakan BRI.
Jika masyarakat sudah menginstal aplikasi yang tidak dikenal maka disarankan untuk segera menghapus aplikasi yang tidak dikenal tersebut.
Ia mencontohkan, nasabah yang menerima SMS atau email notifikasi gagal transaksi dapat langsung menghubungi kontak resmi BRI di 14017/1500017. Nasabah juga diimbau untuk tidak begitu saja mempercayai akun media sosial tidak resmi yang mengatasnamakan BRI.
Channel komunikasi resmi BRI (blue tick/verified) hanya dapat diakses oleh nasabah melalui www.bri.co.id, Instagram: @bankbri_id, Twitter: bankbri_id, kontak bri, promo_bri, Facebook: Bank BRI, YouTube: Bank BRI, TikTok : Bank BRI dan hubungi BRI 14017/1500017.
Kejahatan bank dengan modus rekayasa sosial tidak hanya terjadi di BRI, tetapi juga di bank manapun. Untuk memberantas kejahatan perbankan, BRI terus proaktif bekerja sama dengan kepolisian untuk mendeteksi dan menangkap berbagai kejahatan perbankan yang merugikan nasabah dan masyarakat luas.
(FDA)